Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisakah Rishi Sunak Disebut sebagai Obama-nya Inggris?

Kompas.com - 28/10/2022, 09:26 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: VOA Indonesia

LONDON, KOMPAS.com - Naiknya Rishi Sunak ke kursi perdana menteri Inggris telah digambarkan oleh sebagian pendukungnya sebagai “momen Obama”-nya Inggris – perbandingan yang merujuk pada terpilihnya Barack Obama sebagai presiden kulit hitam pertama Amerika Serikat pada 2008.

Sunak, yang merupakan keturunan India, menjadi perdana menteri non-kulit putih pertama Inggris.

Pria berusia 42 tahun yang memeluk Hindu itu ditunjuk menjadi perdana menteri pada Selasa (25/10), setelah memenangkan mayoritas dukungan anggota parlemen dari Partai Konservatif. Ia juga menjadi perdana menteri Inggris termuda dalam lebih dari 200 tahun terakhir.

Baca juga: Meski Punya Rumah Mewah, PM Inggris Rishi Sunak Akan Tinggal di Rumah Dinas Kecil

Tonggak Sejarah

Tonggak sejarah itu disambut baik oleh semua pihak di parlemen ketika Sunak tiba di gedung parlemen pada hari Rabu untuk menghadiri sesi Pertanyaan bagi Perdana Menteri pertamanya.

“Perdana menteri Inggris keturunan Asia pertama adalah momen yang penting dalam sejarah negara kita, dan ini menjadi pengingat bahwa untuk semua tantangan yang kita hadapi sebagai sebuah negara, Inggris merupakan sebuah tempat di mana orang-orang dari semua ras dan keyakinan dapat mewujudkan impian mereka,” kata pemimpin oposisi dari Partai Buruh, Keir Starmer, di hadapan para anggota parlemen.

Presiden AS Joe Biden sendiri pada Senin (24/10/2022) menggambarkan penunjukkan Sunak sebagai PM Inggris sebagai “hal yang cukup menakjubkan” dan “sebuah terobosan bersejarah.”

Momen Obama?

Anand Menon, dosen ilmu politik di Kings College London, memandang skeptis perbandingan antara penunjukan Sunak di Inggris sebagai PM dan terpilihnya Obama sebagai presiden AS.

“Pertama, karena, sebenarnya, ras bukanlah masalah besar dalam politik kami di Inggris, tidak seperti di AS. Kedua, karena cara Sunak dipilih. Ia dipilih oleh para anggota parlemen untuk menjadi ketua partai. Sementara Barack Obama mendapatkan amanat rakyat Amerika dengan terpilih menjadi presiden. Jadi skala kemenangannya sangat berbeda dengan yang kita lihat di sini,” kata Menon kepada VOA.

Meski demikian, penunjukan Sunak tetap merupakan momen yang penting bagi Inggris, ungkap Menon yang juga keturunan India.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by VOA Indonesia (@voaindonesia)

“Melihat seorang keturunan Asia Selatan yang beragama Hindu memiliki jabatan tertinggi di negeri ini adalah hal yang penting,” katanya. “Dan ini penting dalam hal reputasi negara juga penting bagi anak-anak muda dari etnik minoritas yang melihatnya dan berpikir, ‘Saya ternyata bisa juga melakukannya'.”

Baca juga: Rishi Sunak, PM Inggris dan Rahasia Sukses Keturunan India

Anggota parlemen terkaya

Rishi Sunak dianggap sebagai anggota parlemen Inggris yang paling kaya. Ia bersekolah di Winchester College, sebuah sekolah swasta eksklusif, kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Oxford dan menjadi seorang manajer hedge fund sebelum memasuki parlemen tahun 2015.

Istri Sunak, Akshata Murthy, adalah putri seorang taipan India. Ia baru mulai membayar pajak Inggris tahun ini setelah menerima tekanan politik pascapengungkapan bahwa dirinya berstatus “tidak berdomisili” di Inggris, yang artinya urusan keuangannya tidak tunduk pada undang-undang perpajakan Inggris. Kekayaan mereka berdua ditaksir mencapai 830 juta dollar AS (sekitar Rp 12,9 triliun).

“Kita tidak boleh lupa bahwa ada banyak aspek keragaman, dan salah satu yang mungkin dilakukan pemerintah secara lebih buruk alih-alih lebih baik adalah keragaman sosial-ekonomi,” kata Menon.

“Semakin sedikit anggota parlemen dari kelas pekerja, semakin sedikit anggota pemerintahan yang tidak bersekolah di sekolah swasta,” tambahnya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Global
[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

Global
Polisi Tangkapi Para Demonstran Pro-Palestina di UCLA

Polisi Tangkapi Para Demonstran Pro-Palestina di UCLA

Global
Gelombang Panas Akibatkan Kematian Massal Ikan di Vietnam

Gelombang Panas Akibatkan Kematian Massal Ikan di Vietnam

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com