COLOMBO, KOMPAS.com - Kabar terbaru dari krisis Sri Lanka bangkrut, warga tidak kebagian bahan bakar dan pegawai diwajibkan bekerja dari rumah (Work from Home/WFH).
Pada Senin (27/6/2022) Pemerintah Sri Lanka mengumumkan penjatahan BBM hanya untuk sektor layanan publik utama selama dua minggu.
Baca juga: Sri Lanka Bangkrut, Tarif Listrik Naik 835 Persen
"Mulai tengah malam hari ini, tidak ada bahan bakar yang dijual kecuali untuk layanan utama seperti sektor kesehatan, karena kami ingin menghemat sedikit cadangan yang kami miliki," kata juru bicara pemerintah Bandula Gunawardana dikutip dari AFP.
Dia juga meminta maaf kepada konsumen atas situasi Sri Lanka kehabisan bensin. "Kami menyesalkan ketidaknyamanan yang ditimbulkan kepada orang-orang."
Krisis Sri Lanka kali ini adalah yang terburuk sejak merdeka pada 1948. Negara tidak mampu mengimpor produk yang paling penting sekalipun, seperti bahan bakar, makanan, dan obat-obatan sejak akhir tahun lalu.
Akibat Sri Lanka bangkrut, negara ini juga menghadapi rekor inflasi tinggi dan pemadaman listrik berkepanjangan. Semua itu berujung demo berbulan-bulan --terkadang disertai kericuhan--yang meminta Presiden Gotabaya Rajapaksa untuk mundur.
Penutupan sektor negara dijadwalkan berakhir minggu ini, tetapi sekarang diperpanjang hingga 10 Juli. Gunawardana berjanji untuk memulihkan pasokan bahan bakar, dan pemerintah juga mengimbau pihak swasta untuk mematuhinya.
Baca juga:
Sebelumnya, untuk mengatasi krisis Sri Lanka pemerintah akan menerapkan sistem token guna menjatah distribusi stok bahan bakar yang terbatas.
Awal bulan ini, PBB meluncurkan tanggapan darurat terhadap krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya Sri Lanka dengan memberi makan ribuan wanita hamil yang terancam kekurangan pangan.
Rata-rata empat dari lima orang di Sri Lanka mulai tidak makan karena tidak mampu, kata PBB, seraya memperingatkan bahwa krisis kemanusiaan yang mengerikan bakal terjadi dengan jutaan orang membutuhkan bantuan.
Krisis Sri Lanka bangkrut terjadi setelah gagal bayar utang luar negeri 51 miliar dollar AS (Rp 757,5 triliun) pada April. Negara itu kini sedang dalam pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk bailout (bantuan keuangan guna menyelamatkan dari kebangkrutan) yang bisa memakan waktu berbulan-bulan.
Baca juga: 5 Negara yang Bangkrut Sebelum Sri Lanka, Bagaimana Cara Mereka Bertahan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.