Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Israel Serang Prosesi Pemakaman Jurnalis Al Jazeera yang Terbunuh

Kompas.com - 14/05/2022, 07:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

YERUSALEM, KOMPAS.com – Polisi Israel menyerang prosesi pemakaman jurnalis Al Jazeera yang terbunuh, Shireen Abu Aqla, pada Jumat (13/5/2022) di Yerusalem.

Mulanya, puluhan orang palestina mengusung peti mati Abu Aqla dan berjalan menuju gerbang Rumah Sakit St Joseph. Beberapa di antaranya membawa bendera Palestina.

“Dengan jiwa dan darah kami, kami akan menebusmu Shireen,” teriak mereka, sebagaimana dilansir Reuters.

Baca juga: Israel Lanjutkan Serangan di Lokasi Jurnalis Al Jazeera Terbunuh

Tiba-tiba, polisi Israel menerobos gerbang halaman dan menyerang massa yang berkerumun. Mereka juga memukuli pengusung peti mati dengan tongkat dan menendang.

Beberapa pengusung kocar-kacir dan peti mati hampur jatuh. Beruntungnya, peti yang berisi jenazah Abu Aqla tersebut tak jadi jatuh tepat saat granat kejut meledak.

Adegan kekerasan yang berlangsung beberapa menit tersebut menambah kemarahan warga Palestina atas pembunuhan Abu Aqla.

Abu Aqla, yang telah meliput urusan Palestina dan Timur Tengah selama lebih dari 20 tahun, ditembak saat meliput serangan Israel di Tepi Barat yang diduduki pada Rabu (11/5/2022).

Baca juga: Wartawan Al Jazeera Korban Penembakan Akan Dimakamkan Dekat Yerusalem

Pihak berwenang Palestina menyebut pembunuhan Abu Aqla dilakukan oleh pasukan Israel.

Awalnya, Israel menyatakan bahwa tembakan dari warga Palestina-lah yang mungkin menjadi penyebabnya. Tetapi, beberapa pejabat juga mengatakan bahwa mereka tidak dapat mengesampingkan bahwa tembakan Israel-lah yang membunuh Abu Aqla.

Membela serangannya terhadap prosesi pemakaman Abu Aqla, polisi Israel menuturkan bahwa sekelompok warga Palestina di luar rumah sakit mulai melempari petugas dengan batu.

“Polisi dipaksa untuk bertindak,” kata polisi Israel.

Di belahan bumi lain, Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan, AS merasa terganggu atas serangan terhadap pengusung jenazah Abu Aqla tersebut.

Kendati demikian, Psaki menuturkan bahwa para pejabat AS akan tetap berhubungan dekat dengan otoritas Israel dan Palestina setelah pemakaman Abu Aqla.

Baca juga: Jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Aqla Disebut Berjarak 150 Meter dari Tentara Israel

Mesir, Qatar, dan Al Jazeera mengutuk tindakan polisi Israel tersebut. Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq berujar, serangan itu sangat mengejutkan sedangkan Uni Eropa mengatakan, itu mengerikan.

Beberapa menit setelah polisi menyerang, peti mati Abu Aqla dimasukkan di sebuah kendaraan kemudian menuju ke Cathedral of the Annunciation of the Virgin di Kota Tua Yerusalem, di mana upacara pemakaman berlangsung dengan damai.

Kerumunan orang Palestina memenuhi gang-gang sempit Kota Tua saat peti mati dibawa ke Pemakaman Gunung Sion di dekatnya.

Makamnya ditutupi karangan bunga dan bendera Palestina menutupi salib kuburan saat pelayat mengelilinginya dengan khidmat, memberikan penghormatan kepada Abu Aqla.

“Kami di sini karena kami berteriak untuk keadilan. Keadilan untuk Shireen Abu Aqla dan keadilan untuk Palestina,” kata seorang pelayat, yang tidak mau disebutkan namanya.

Baca juga: Sikap AS atas Penembakan Wartawan Al Jazeera Dipertanyakan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Global
Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Global
Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Global
Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Global
Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com