Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ukraina Terkini: Rusia Dipukul Mundur Menjauh dari Kota Kedua Ukraina

Kompas.com - 11/05/2022, 18:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

KYIV, KOMPAS.com - Pasukan Rusia kini didorong menjauh dari kota kedua Ukraina, Kharkiv saat serangan Rusia ke Ukraina memasuki hari ke-76 .

Kabar itu disampaikan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, sembari menyampaikan peringatan untuk tetap waspada karena Washington mengatakan Vladimir Putin tidak akan berhenti di timur dan siap untuk perang yang panjang.

Baca juga: Pasukan Khusus NATO Gelar Latihan Militer di Laut Hitam, Hanya 160 Km dari Ukraina

Dalam pidato malamnya pada Selasa (10/5/2022), Zelensky mengatakan dia mendapat "kabar baik" dari wilayah timur laut Kharkiv.

"Para penjajah secara bertahap didorong pergi," katanya sebagaimana dilansir AFP.

"Saya berterima kasih kepada semua pembela kami yang bertahan di garis depan dan menunjukkan kekuatan manusia super sesungguhnya untuk mengusir tentara penjajah."

Kepala administrasi negara bagian Kharkiv Oleg Synegubov mengatakan di Telegram bahwa "pertempuran sengit" berlangsung di wilayah tersebut, dan bahwa kota itu berada di bawah baku tembakan berat.

"Karena operasi ofensif yang sukses, para pembela kami membebaskan Cherkasy Tyshky, Rusky Tyshky, Rubizhne dan Bayrak dari penjajah," katanya.

"Dengan demikian, musuh didorong lebih jauh dari Kharkiv, dan penjajah memiliki lebih sedikit kesempatan untuk menembak ke pusat regional."

Baca juga: Belarus Terjunkan Pasukan Khusus di Dekat Perbatasan Ukraina

Pergeseran sementara?

Terlepas dari kemajuan yang terlihat, Zelensky mendesak Ukraina untuk tidak "menciptakan tekanan moral, karena kemenangan diharapkan terus terjadi setiap minggu dan bahkan setiap hari", sebuah cerminan dari tekanan kuat yang telah diberikan Rusia pada tetangganya.

Adapun di wilayah Kharkiv sendiri, Synegubov mengumumkan bahwa 44 mayat sipil ditemukan di bawah reruntuhan bangunan yang hancur di kota timur Izyum, yang sekarang berada di bawah kendali Rusia.

Sejak mencoba dan gagal merebut Kyiv pada minggu-minggu pertama invasi ke Ukraina sejak akhir Februari, Moskwa telah mengalihkan fokusnya ke wilayah Donbas yang berbahasa Rusia di timur.

Tetapi pada Selasa (10/5/2022) Direktur Intelijen Nasional AS Avril Haines mengatakan keputusan untuk memusatkan pasukan Rusia "hanyalah perubahan sementara".

"Kami menilai Presiden Putin sedang mempersiapkan konflik berkepanjangan di Ukraina di mana dia masih berniat mencapai tujuan di luar Donbas," kata Haines.

Dia menambahkan intelijen AS berpikir pemimpin Rusia bertekad untuk membangun jembatan darat ke wilayah yang dikuasai Rusia di Moldova.

Untuk mencapai tujuan itu, pasukan Moskwa harus mengambil kota selatan Odessa, di mana serangan rudal telah menghancurkan bangunan, membakar pusat perbelanjaan dan menewaskan satu orang, serta mengganggu kunjungan Presiden Dewan Eropa Charles Michel pada Senin (9/5/2022).

Baca juga: PBB: Korban Tewas Perang Ukraina Jauh Lebih Banyak daripada Angka Resmi

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden memperingatkan bahwa Ukraina kemungkinan akan kehabisan dana untuk terus berjuang dalam beberapa hari.

Menyusul prediksi suram itu, Dewan Perwakilan Rakyat AS memutuskan untuk mengirim paket bantuan senilai 40 miliar dollar AS ke negara itu.

Senat AS diperkirakan akan menyetujui keputusan tersebut pada akhir minggu ini atau berikutnya, sebuah pertunjukan dukungan bipartisan yang langka yang akan membawa total bantuan AS ke Ukraina menjadi sekitar 54 miliar dollar AS.

"Dengan paket bantuan ini, Amerika mengirimkan pesan yang bergema kepada dunia tentang tekad kami yang tak tergoyahkan untuk berdiri bersama rakyat Ukraina yang berani sampai kemenangan diraih," kata Ketua DPR Nancy Pelosi kepada rekan-rekan Demokratnya menjelang pemungutan suara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com