Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rangkuman Hari Ke-65 Serangan Rusia ke Ukraina, Rudal Hantam Kyiv Saat Kunjungan PBB, Rusia Dituduh Curi Gandum di Lahan Ukraina

Kompas.com - 30/04/2022, 06:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Al Jazeera

KOMPAS.com - Konflik Rusia-Ukraina sudah memasuki hari ke-65--dan belum ada tanda-tanda berhenti.

Apa saja yang terjadi pada Jumat (29/4/2022)? Berikut poin rangkumannya, dilansir Al Jazeera.

Baca juga: Rusia Akui Lakukan Serangan Udara Presisi Tinggi Saat Kunjungan Sekjen PBB ke Ukraina

Situasi Perang

- Dua rudal Rusia menghantam Kyiv selama kunjungan Sekjen PBB.

- Barat percaya pertempuran untuk pelabuhan Mariupol yang terkepung dan daerah lain di timur dan selatan dapat menentukan hasil perang karena Rusia melanjutkan serangan gencarnya.

- Moskwa menganggap memenangkan "Pertempuran untuk Donbas" sebagai hal yang penting jika ingin mencapai tujuannya untuk mengamankan kendali atas wilayah Donetsk dan Luhansk di timur. Ini kata kementerian pertahanan Inggris.

- Seorang pejabat pertahanan, lima kota di wilayah tenggara Ukraina Luhansk ditembaki semalam. 

Baca juga: Ukraina Tuding Rusia Curi Gandum Selama Perang

- Sebuah pos pemeriksaan di sebuah desa di wilayah Kursk Rusia yang berbatasan dengan Ukraina ditembaki pada hari Jumat, kata gubernur wilayah tersebut.

- Rusia juga mengatakan telah menggunakan kapal selam diesel di Laut Hitam untuk menyerang sasaran militer Ukraina dengan rudal jelajah Kalibr.

- Ukraina telah menderita kerugian serius tetapi pasukan Moskwa kehilangan lebih banyak tentara. Ini kata seorang pembantu Presiden Volodymyr Zelensky dalam sebuah video yang diposting online.

- Kongres AS mengesahkan undang-undang pinjam meminjam yang akan mempermudah ekspor peralatan militer ke Ukraina, menghidupkan kembali program pembiayaan senjata AS era Perang Dunia II.

Baca juga: Ini Isi Proposal Biden untuk Kongres AS, Aset Rusia Bisa Disita untuk Bantu Ukraina

Reaksi Internasional

Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden AS Joe Biden ketika bertemu di Jenewa 16 Juni 2021.AFP/GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden AS Joe Biden ketika bertemu di Jenewa 16 Juni 2021.
- Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) mengumumkan akan mengambil "langkah segera" untuk mengakhiri misi pemantauannya di Ukraina.

- Presiden AS Joe Biden mengecam Moskwa karena "komentar kosong" tentang kemungkinan penggunaan senjata nuklir dalam konflik Ukraina, dengan mengatakan pembicaraan semacam itu menunjukkan "keputusasaan" Rusia.

- NATO siap untuk mempertahankan dukungan untuk Ukraina selama bertahun-tahun dalam perang melawan Rusia, kata Sekretaris Jenderal Jens Stoltenberg.

- AS yakin intelijen Rusia berada di balik serangan kimia April terhadap Dmitry Muratov, jurnalis Rusia pemenang Hadiah Nobel Perdamaian yang kritis terhadap Kremlin.

- Perdana Menteri Bulgaria Kiril Petkov mendesak sesama anggota Uni Eropa untuk menjadi "lebih kuat" dan mencari alternatif untuk gas Rusia, sehari setelah Moskwa memutuskan pasokannya ke Bulgaria.

Baca juga: NATO Siap Dukung Ukraina Perang Lawan Rusia untuk Bertahun-tahun

Dampak Sipil dan Ekonomi

Warga berjalan dengan sepeda mereka di depan sebuah gereja yang rusak, di Lukashivka, di utara Ukraina, Jumat, 22 April 2022.AP PHOTO/PETROS GIANNAKOURIS Warga berjalan dengan sepeda mereka di depan sebuah gereja yang rusak, di Lukashivka, di utara Ukraina, Jumat, 22 April 2022.
- Ukraina mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya berharap untuk mengevakuasi warga sipil yang bersembunyi di pabrik baja dengan pejuang terakhir mempertahankan kota pelabuhan tenggara Mariupol.

- Mayat 1.150 warga sipil telah ditemukan di wilayah Kyiv Ukraina setelah pasukan Rusia mundur awal bulan ini, kata polisi Kyiv.

- Ukraina menuduh Rusia mencuri gandum di wilayah yang didudukinya. Kremlin mengatakan tidak memiliki informasi tentang masalah ini.

Baca juga: Rusia Justru Tuding Polandia Diam-diam Akan Rebut Kendali Sebagian Wilayah Ukraina

- Administrator kota Kherson yang dikuasai Rusia di Ukraina selatan mengatakan bahwa rubel, mata uang Rusia, akan segera diperkenalkan di daerah-daerah di bawah kendali Moskwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com