Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pelarian Keluarga Ukraina dari Mariupol, Jalan Kaki Nyaris Sejauh Jarak Jakarta-Subang

Kompas.com - 23/04/2022, 22:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

ZAPORIZHZHIA, KOMPAS.com - Ketika pemboman Rusia menghancurkan Mariupol, keluarga Ukraina yang terdiri dari ayah, ibu dan empat anaknya memutuskan bahwa mereka hanya memiliki satu cara untuk melarikan diri, yakni dengan berjalan kaki.

Keluarga Ukraina itu berbicara pada Jumat (22/4/2022) kepada AFP di kota Zaporizhzhia, Ukraina, saat mereka menunggu kereta ke arah barat.

Baca juga: Gambar Satelit Tunjukkan Kuburan Massal Terus Meluas di Mariupol Ukraina

Mereka menceritakan perjalanan ajaib mereka sejauh 125 kilometer (80 mil), yaris setara jarak Jakarta-Subang (126,6 km), dengan air mata dan tawa hingga menuju tempat yang aman.

Selama berminggu-minggu pengeboman menghancurkan Mariupol, pasangan suami-istri Yevgen dan Tetiana berusaha mempersiapkan anak-anak mereka untuk perjalanan berbahaya yang mereka hadapi. Ada Yulia (6 tahun), Oleksandr (8 tahun), Anna (10 tahun), dan Ivan (12 tahun).

"Kami menjelaskan kepada mereka nyaris selama dua bulan, ketika kami berada di ruang bawah tanah, ke mana kami akan pergi... Kami mempersiapkan mereka untuk perjalanan panjang ini," kata Tetiana Komisarova (40 tahun).

"Mereka melihatnya sebagai sebuah petualangan."

Minggu lalu, bersama suaminya Yevgen Tishchenko, seorang teknisi berusia 37 tahun, keluarga itu akhirnya berpikir sudah waktunya mereka beranjak dari kampung halamannya yang terus diserang Rusia.

Dengan gugup, mereka membawa anak-anak keluar dari gedung. Ini adalah pertama kalinya mereka semua pergi bersama sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada 24 Februari.

Baca juga: Kini Jadi Pusat Serangan Rusia, Mengapa Donbas di Ukraina Begitu Penting bagi Putin?

Di sekitar mereka, mereka menemukan pemandangan yang mengerikan dari kehancuran total.

"Ketika anak-anak melihat, mereka berjalan dalam diam," kata Yevgen.

"Saya tidak tahu apa yang ada di kepala mereka. Mungkin mereka juga tidak percaya bahwa kota kita sudah tidak ada lagi."

Kehidupan bawah tanah

Orang dewasa sudah siaga akan apa yang menunggu di bawah tanah. Mereka menyelinap keluar rumah untuk mengambil makanan dan air dari toko-toko yang dibom dan dihadapkan dengan mayat-mayat yang berserakan di jalanan.

"Tampaknya kurang menakutkan untuk mati dalam serangan bom daripada kelaparan," kata Tetiana.

Sebuah granat telah menghantam atap blok apartemen mereka. Bagi anak-anak, kehidupan telah sepenuhnya dijalani di bawah tanah.

"Kami membawakan mereka buku-buku di ruang bawah tanah. Cahayanya sangat redup sehingga saya hampir tidak bisa melihat, tetapi mereka berhasil membaca," kata Tetiana.

Baca juga: Harapan Gencatan Senjata Paskah Pupus, Rusia Umumkan Rencana Baru Serangan ke Ukraina

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kedubes Israel di Romania Dilempari Bom Molotov

Kedubes Israel di Romania Dilempari Bom Molotov

Global
Alasan Kenapa Trump Tetap Bisa Maju ke Pilpres AS 2024 Andaikan Dipenjara

Alasan Kenapa Trump Tetap Bisa Maju ke Pilpres AS 2024 Andaikan Dipenjara

Global
Memanas, Korea Selatan Berencana Setop Perjanjian Militer Buntut Korea Utara Kirim Balon Sampah

Memanas, Korea Selatan Berencana Setop Perjanjian Militer Buntut Korea Utara Kirim Balon Sampah

Global
Kisah Collier Landry, Bocah 11 Tahun yang Yakinkan Detektif bahwa Ayahnya Membunuh Ibunya

Kisah Collier Landry, Bocah 11 Tahun yang Yakinkan Detektif bahwa Ayahnya Membunuh Ibunya

Global
Sri Lanka: 455 Orang Ditipu untuk Berperang bersama Rusia di Ukraina

Sri Lanka: 455 Orang Ditipu untuk Berperang bersama Rusia di Ukraina

Global
Israel Masih Gempur Rafah hingga Khan Younis, Korban Terus Berjatuhan

Israel Masih Gempur Rafah hingga Khan Younis, Korban Terus Berjatuhan

Global
Kisah Kakak Beradik di Vietnam Nikahi 1 Perempuan, Tinggal Bersama dan Punya 10 Anak

Kisah Kakak Beradik di Vietnam Nikahi 1 Perempuan, Tinggal Bersama dan Punya 10 Anak

Global
Rangkuman Hari Ke-830 Serangan Rusia ke Ukraina: Belgorod dan Kursk Diserang | Pemakaman Relawan Medis

Rangkuman Hari Ke-830 Serangan Rusia ke Ukraina: Belgorod dan Kursk Diserang | Pemakaman Relawan Medis

Global
Ukraina Serang Belgorod dan Kursk, 2 Wilayah di Perbatasan Rusia

Ukraina Serang Belgorod dan Kursk, 2 Wilayah di Perbatasan Rusia

Global
4 Tantangan Besar Ini Menanti Presiden Baru Meksiko

4 Tantangan Besar Ini Menanti Presiden Baru Meksiko

Global
Tak Bisa Temukan Susu, Ibu di Gaza Terpaksa Beri Tepung ke Sang Buah Hati...

Tak Bisa Temukan Susu, Ibu di Gaza Terpaksa Beri Tepung ke Sang Buah Hati...

Global
Apa Dampak Ukraina Diizinkan Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia?

Apa Dampak Ukraina Diizinkan Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia?

Internasional
3 Orang Berpelukan Sebelum Tersapu Banjir Bandang di Italia, 2 Ditemukan Tewas

3 Orang Berpelukan Sebelum Tersapu Banjir Bandang di Italia, 2 Ditemukan Tewas

Global
Perang Ukraina Jadi Peluang Besar bagi AS untuk Rekrut Mata-mata Rusia

Perang Ukraina Jadi Peluang Besar bagi AS untuk Rekrut Mata-mata Rusia

Internasional
Presiden Ukraina Bertemu Menhan AS Saat Hadiri Forum Keamanan di Singapura

Presiden Ukraina Bertemu Menhan AS Saat Hadiri Forum Keamanan di Singapura

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com