WINA, KOMPAS.com - Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan pada Senin (8/3/2022), bahwa pihaknya telah menerima laporan tentang adanya peluru artileri yang merusak fasilitas penelitian nuklir di Kota Kharkiv, Ukraina yang terkepung pasukan Rusia.
Untungnya, kerusakan tersebut tidak menimbulkan konsekuensi radiologis.
Badan PBB yang berbasis di Wina itu mengatakan pihak berwenang Ukraina melaporkan serangan terjadi pada Minggu (5/3/2022).
Baca juga: Rusia Mengaku Temukan Bukti Program Biologis Militer di Ukraina yang Dibiayai AS
IAEA menerima laporan sejauh ini tidak ada peningkatan level radiasi di lokasi tersebut.
“Karena persediaan bahan radioaktif di situs tersebut sangat rendah dan disimpan pada status subkritis, kerusakan yang dilaporkan tidak akan memiliki konsekuensi radiologis," jelas IAEA, dikutip dari AFP.
Fasilitas ini merupakan bagian dari Institut Fisika dan Teknologi Kharkiv, sebuah lembaga penelitian yang memproduksi bahan radioaktif untuk aplikasi medis dan industri.
Kharkiv telah berada di bawah serangan penembakan dan rudal Rusia yang intens dalam beberapa hari terakhir, ketika Moskwa mencoba meningkatkan tekanan pada Ukraina untuk menyerah.
Institut nuklir itu sendiri dilaporkan telah menjadi pusat teori konspirasi online dan klaim yang tidak berdasar di media Rusia bahwa Ukraina berusaha mengembangkan "dirty bomb", yakni istilah untuk senjata nuklir mentah yang mampu menyebabkan korban massal.
IAEA mengatakan ini hanyalah contoh terbaru dari fasilitas nuklir yang terperangkap dalam perang Rusia-Ukraina.
Baca juga: Pasukan Rusia Tingkatkan Cengkeraman di PLTN Zaporizhzhia
"Kami telah mengalami beberapa episode yang membahayakan keselamatan di lokasi nuklir Ukraina," kata Direktur Jenderal IAEA Rafael Mariano Grossi.
Ada laporan kerusakan fasilitas pembuangan limbah radioaktif di dekat Kyiv dan Kharkiv dan pasukan Rusia telah menghantam pembangkit nuklir Zaporizhzhia, menyebabkan kebakaran yang harus dipadamkan.
IAEA mengatakan pembangkit listrik tenaga nuklir atau PLTN Zaporizhzhia sekarang berada di bawah kendali pasukan Rusia, menghalangi pengiriman suku cadang dan obat-obatan ke sana.
Di Ukraina, kini hanya dua dari enam reaktor fasilitas yang beroperasi.
Komunikasi juga telah terputus dengan fasilitas nuklir kecil di selatan Kota Mariupol yang kini dikepung pasukan Rusia, membuat penduduk tanpa listrik atau air mengalir.
IAEA telah mendesak Moskwa dan Kyiv untuk menyetujui rencana untuk melindungi fasilitas nuklir.
Grossi telah menawarkan untuk melakukan perjalanan ke PLTN Chernobyl yang terkenal -lokasi bencana 1986 - di mana 200 lebih staf telah berada di lokasi selama 12 hari berturut-turut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.