Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Doa agar China dan AS Saling Mengalah dalam Konflik Taiwan

Kompas.com - 14/11/2021, 14:22 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PIHAK sekutu berhasil memenangkan Perang Dunia II namun mewariskan perang saudara yang memecah belah bangsa Korea, China, Jerman, India, Vietnam.

Syukur Alhamdulillah Jerman dan Vietnam dengan susah payah berhasil bersatu kembali.

Taiwan

Namun Korea dan India masih terpecah belah sampai masa kini. Sementara Rusia yang sempat berhasil mempersatukan berbagai negara dan bangsa menjadi Uni Soviet namun setelah Tembok Berlin runtuh kemudian terbukti kembali terpecah-belah.

Demikian pula China sampai masa kini masih terpecah-belah menjadi Republik Rakyat China (RRC) dan Republik China yang lebih dikenal sebagai Taiwan.

Bahkan akhir-akhir ini perseteruan antara sesama bangsa China di RRC versus Taiwan makin memuncak di mana Taiwan didukung oleh Amerika Serikat sehingga dikhawatirkan bisa memicu ledakan Perang Dunia III apabila RRC benar-benar akan menyaplok Taiwan.

Neo-Imperialisme

Meski secara etnobiologis saya memang dapat digolongkan ke mereka yang disebut sebagai keturunan China namun akibat saya sudah meyakini diri saya adalah warga Indonesia titik maka semula saya tidak terlalu merisaukan permusuhan RRC melawan Taiwan.

Namun setelah menyaksikan betapa gigih Xi Yinping menyelenggarakan politik neo-imperialisme dengan kosmetik One Belt One Road alias The New Silk Road atau entah apa pun namanya saya merasa khawatir bahwa semangat memperluas Lebensraum RRC akan bertabrakan frontal dengan Amerika Serikat yang sudah merasa dirinya berhasil menguasai planet bumi setelah akibat kebijakan Gorbachev maka Uni Soviet memecah-belah dirinya sendiri.

Apalagi Xi Yingping sudah terhanyut keyakinan bahwa Taiwan adalah milik RRC.

Kuba

Memang Taiwan bisa saja dianggap kecil dibanding dengan RRC namun secara geopolitik mau pun geoekonomi Taiwan memiliki peran strategis tersendiri yang tidak bisa diabaikan begitu saja.

Bisa saja Taiwan berperan sebagai kancil yang berada di tengah dua gajah yang sedang berseteru seperti halnya dahulu Kuba berada di tengah kemelut permusuhan dua negara adikuasa yaitu Amerika Serikat dan Rusia Serikat yang sedang asyik berebut kekuasaan di kawasan Karibea.

Hanya akibat Kruchev bersedia mengalah terhadap Kennedy maka Kuba batal menjadi pemicu Perang Dunia III.

Jika Rusia tidak berkenan mengalah maka planet bumi kini sudah hancur-lebur akibat angkara murka senjata nuklir yang sama-sama dimiliki oleh Amerika Serikat dan Rusia Serikat.

Kemungkinan besar saya tidak bisa menulis naskah ini sebab saya sudah mati akibat terpapar ledakan senjata nuklir yang jauh lebih dahsyat daya destruktifnya dibandingkan dengan dua bom atom yang meledak di Hiroshima dan Nagasaki.

Doa

Meski RRC tidak percaya doa sebab tidak percaya Tuhan namun dengan penuh kerendahan hati saya memberanikan diri untuk bersujud demi memanjatkan doa permohonan kepada Yang Maha Kuasa berkenan melembutkan hati para pemimpin RRC untuk berkenan bersikap mengalah terhadap Taiwan yang memang jelas tidak akan berdaya melawan militer RRC.

Namun di belakang Taiwan ada Amerika Serikat yang secara militer tidak inferior terhadap RRC.

Maka mohon Yang Maha Kuasa berkenan memberikan kekuatan lahir batin bagi para penguasa RRC dan Amerika Serikat untuk sudi bersikap mengalah dalam bersama menghadapi urusan Taiwan demi mencegah jangan sampai terjadi Perang Dunia III yang pasti akan lebih ganas membinasakan manusia ketimbang Perang Dunia II.

Amin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com