Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maju dari Rencana, Kehadiran Pasukan AS di Afghanistan Tinggal Menghitung Hari

Kompas.com - 30/06/2021, 19:24 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Penarikan militer Amerika Serikat (AS) secara penuh dari Afghanistan tinggal menghitung hari.

Laporan tersebut disampaikan sejumlah sumber dari kalangan pejabat AS kepada Reuters.

Padahal, batas penarikan pasukan AS secara penuh dari Afghanistan direncanakan rampung pada 11 September sesuai yang ditetapkan Presiden AS Joe Biden.

Baca juga: Inilah Momen Saat 350 Tentara Afghanistan Menyerah kepada Taliban

Itu berarti, jika penarikan pasukan AS dari Afghanistan tinggal beberapa hari lagi, itu masih jauh dari tenggat waktu yang ditetapkan Biden.

Meski demikian, “Negeri Paman Sam” masih tetap menugaskan beberapa personel militernya untuk menjaga kedutaan AS di Afghanistan dan bandara Kabul.

Para pejabat AS itu mengatakan kepada Reuters bahwa personel militer yang ditugaskan untuk menjaga kedutaan AS di Afghanistan bisa berjumlah sekitar 650 tentara.

Pada awal Juni ini, lebih dari 50 persen tentara AS yang ada di Afghanistan telah dipulangkan. Setelah itu, militer AS bungkam dan enggan memerinci lagi soal upaya penarikan pasukannya.

Baca juga: Taliban Kuasai Sepertiga Afghanistan Jelang Kepulangan Pasukan AS

Pengumuman penarikan pasukan AS yang lebih cepat dari jadwal tersebut muncul ketika Taliban semakin “galak” di Afghanistan.

Kementerian Pertahanan AS memperkirakan, kelompok pemberontak tersebut mungkin suda menguasai 81 dari 419 distrik di negara itu.

Di sisi lain, pembicaran damai antara pemerintah Afghanistan dan Taliban di Qatar gagal mencapai kemajuan.

Pada Selasa (29/6/2021) Kementerian Pertahanan AS mengeaskan bahwa penarikan seluruh pasukan AS dari Afghanistan tidak serta merta mengakhiri dukungan NATO di Afghanistan.

Meski sudah dimulai, penarikan pasukan asing di Afghanistan memunculkan kekhawatiran bagi beberapa pihak bahwa Afghanistan bisa saja terjerembab ke dalam perang saudara.

Baca juga: AS Akan Evakusi Ribuan Orang Afghanistan Pembantu Militer

Pihak-pihak tersebut khawatir perang saudara bisa memberikan ruang bagi Al Qaeda untuk membangun kembali dan merencanakan serangan baru terhadap AS dan target lainnya.

Awal Januari, sebuah laporan dari PBB menyebutkan bahwa masih ada sekitar 500 kombatan Al Qaeda yang bercokol di Afghanistan.

Laporan itu juga menyebutkan bahwa Taliban masih mempertahankan hubungan dekatnya dengan Al Qaeda. Di sisi lain, Taliban selalu menyangkal kehadiran Al Qaeda di Afghanistan.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin diperkirakan bertemu dengan Menteri Pertahanan Jerman di AS pada Rabu.

Jerman, yang memiliki kontingen pasukan terbesar kedua setelah AS di Afghanistan, sebelumnya mengumumkan bahwa mereka telah menyelesaikan penarikan pasukannya dari Afghanistan.

Baca juga: Janji Biden untuk Beri Dukungan Kuat kepada Pemerintah Afghanistan Atas Kebrutalan Taliban

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Global
[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

Global
Polisi Tangkapi Para Demonstran Pro-Palestina di UCLA

Polisi Tangkapi Para Demonstran Pro-Palestina di UCLA

Global
Gelombang Panas Akibatkan Kematian Massal Ikan di Vietnam

Gelombang Panas Akibatkan Kematian Massal Ikan di Vietnam

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com