Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Eksekusi Kejam Immurement: Tubuh Ditembok, Dehidrasi lalu Mati

Kompas.com - 13/06/2021, 14:28 WIB
Tito Hilmawan Reditya,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber wikipedia

KOMPAS.com - Semakin kejam, semakin menyiksa. Semakin kesulitan menuju ajal, semakin menggembirakan.

Begitulah nuansa eksekusi mati yang banyak dilakukan di awal abad 20. Termasuk metode immurement, yang seolah membiarkan si pesakitan "menikmati" proses menuju ajal.

Dalam metode ini, terpidana mati dimasukan ke ruangan kecil yang hanya cukup untuk tubuhnya.

Mereka kemudian ditutup--dan dilupakan begitu saja.

Baca juga: 7 Hukuman Mati Paling Kejam dan Tidak Biasa Zaman Sejarah

Ini membuat terpidana mati akan tewas perlahan. Dehidrasi, kelaparan, dan kehabisan nafas jadi penyebab utamanya.

Konon, dalam sejarahnya, pernah ada seorang wanita di Mongolia yang disiksa memakai metode ini.

Bukan dikurung dalam ruangan kecil berdinding tembok seperti yang dipraktikan pada zaman Romawi Kuno, tapi dimasukan dalam kotak kayu yang hanya menyisakan lubang selebar leher.

Wanita itu dibiarkan mati kelaparan dan dehidrasi di bawah terik matahari. Tubuhnya akan mengalami gejolak luar biasa. Kering kerontang, tak bisa lagi bertahan.

Kematian, cepat atau lambat, pasti akan datang. Diiringi dengan penderitaan tiada tara yang tak tertahankan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Eksekusi Mati Joan of Arc

Immurement memang dikenal amat menyiksa. Selain memakai tembok cor dan kotak kayu, ada pula yang memakai peti mati.

Bentuk eksekusi ini berbeda dari dikubur hidup-hidup, di mana korban biasanya meninggal sesak napas.

Immurement jauh lebih kejam dan mencekam.

Baca juga: Jumlah Eksekusi Mati di Dunia Capai Titik Terendah dalam Satu Dekade

Metode ini pernah dipakai hukuman untuk perempuan di Kekaisaran Romawi yang melanggar sumpah kesuciannya.

Immurement juga ditetapkan sebagai hukuman bagi perampok di Persia, bahkan hingga awal abad ke-20.

Ada juga beberapa bukti tentang dipakainya metode ini sebagai bukti praktik kurungan tipe peti mati Mongolia.

Baca juga: Klaim Revisi Hukumnya, Eksekusi Mati di Arab Saudi Turun 85 Persen pada 2020

Meski metode eksekusi mati ini sudah dihapuskan, tapi sejarah kekejamannya yang gila tak bisa begitu saja dilupakan.

Sisa-sisa kerangka yang kemungkinan besar adalah korban eksekusi ini, dari waktu ke waktu, ditemukan di balik dinding dan di ruang tersembunyi di beberapa wilayah.

Inilah bukti dari kekejaman masa lalu, yang menunjukkan bahwa generasi terdahulu punya cara sedemikian primitif sekaligus menyakitkan untuk menghakimi sesamanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Puluhan Ribu Warga Israel Demo Minta Sandera Segera Dipulangkan

Puluhan Ribu Warga Israel Demo Minta Sandera Segera Dipulangkan

Global
Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com