Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Eksekusi Mati Joan of Arc

Kompas.com - 30/05/2020, 09:28 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Sumber History

KOMPAS.com - Hari ini 589 tahun lalu, tepatnya 30 Mei 1431, Joan of Arc harus mengakhiri hidupnya di tiang pancang.

Joan of Arc, seorang pahlawan revolusi Perancis, meninggal dunia setelah dihukum mati dengan cara dibakar.

Joan of Arc adalah seorang pahlawan revolusi Perancis. Ia masih berusia 17 tahun kala bergabung dengan pasukan Perancis dalam Perang Seratus Tahun melawan Inggris.

Kehadiran Joan di medan perang memberi semangat bagi pasukan tempur Perancis.

Berkat kehadirannya, Perancis berhasil merebut kembali wilayah-wilayahnya dari cengkeraman Inggris.

Pada tahun 1453, Perancis akhirnya berhasil menundukkan semua wilayah yang dikuasai oleh Inggris, kecuali Calais yang kemudian diserahkan pada tahun 1558.

Selain mendapatkan gelar pahlawan nasional Perancis, Joan of Arc juga dikultuskan sebagai Santo oleh Gereja Katolik Roma pada tahun 1920.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Boeing 767-300 Jatuh, 223 Orang Tewas

Profil Joan of Arc

Melansir History, Joan of Arc atau dalam bahasa Perancis Jeanne d'Arc lahir di Domremy, Perancis, pada 1412.

Dia merupakan putri dari buruh tani yang miskin, Jacques d'Arc dan istrinya, Isabelle alias Romee.

Isabelle adalah seorang penganut Katolik yang taat, ketaatannya dalam beragama ini kemudian ia wariskan kepada Joan. Selain itu, ia juga mengajari Joan keterampilan rumah tangga, seperti menjahit dan merawat hewan.

Joan lahir dan tumbuh dewasa ketika Perancis tengah dilanda perang berkepanjangan dengan Inggris yang kemudian dikenal sebagai Perang Seratus Tahun.

Perseteruan antara Perancis dan Inggris dimulai ketika Raja Henry V dari Inggris menyerbu Perancis utara pada 1415.

Raja Henry V kemudian mendapat takhta atas Raja Perancis Charles VI.

Henry V dan Charles VI meninggal dunia pada 1422. Putra Henry kemudian diangkat menjadi pewaris Kerajaan Perancis.

Namun, para pendukung putra Raja Charles VI, Charles VII, ingin mengembalikan mahkota kepada raja Perancis yang sesungguhnya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com