Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terus Diblokir Facebook, Trump: Ini Memalukan

Kompas.com - 07/05/2021, 14:31 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

PALM BEACH, KOMPAS.com - Mantan Presiden AS Donald Trump menyuarakan kegusaran setelah Facebook tetap memblokir akunnya.

Dewan platform media sosial itu mendukung keputusan pembekuan akun presiden ke-45 AS itu pada 7 Januari.

Trump juga diblokir di sejumlah media sosial lainnya, buntut kerusuhan yang terjadi di Gedung Capitol, Washington DC, pada 6 Januari.

Baca juga: Twitter Tangguhkan Akun yang Bagikan Unggahan dari Situs Donald Trump

Twitter sudah menegaskan, akun Donald Trump bakal tetap diblokir meski dia kembali menjadi Presiden AS.

Sementara YouTube menyatakan akan memulihkan kanalnya jika dia menunjukkan niat mengurangi unggahan konten yang memicu kericuhan.

Adapun Facebook sempat berniat mengumumkan keputusan pada bulan lalu. Namun tertunda untuk meninjau 9.000 respons publik.

"Apa yang diperbuat Facebook, Twitter, dan Google memalukan dan aib bagi negara ini," sembur Donald Trump.

Mantan presiden berusia 74 tahun itu mengeklaim, kebebasan berpendapat sudah direnggut darinya oleh Partai Demokrat.

Dilansir Sky News Kamis (6/5/2021), Trump, yang menyebut Demokrat "Radikal Kiri Gila" takut akan kebenaran yang dia sampaikan.

Baca juga: Dewan Pengawas: Facebook Dapat Blokir Trump Selama 6 Bulan

"Tetapi kebenaran akan muncul bagaimana pun, lebih besar dan jauh lebih kuat daripada sebelumnya," klaimnya.

Dia mengancam media sosial akan membayar konsekuensi politik karena sudah berlaku korup terhadapnya.

"Mereka tidak boleh menghancurkan dan merendahkan lagi proses pemilihan kita," lanjut presiden dari Partai Republik itu.

Bos Facebook Mark Zuckerberg menyatakan, risiko menggunakan akun resminya terlalu tinggi jika terus dibiarkan.

Karena itu, segala ketetapan yang sudah dibuat oleh dewan tidak akan bisa dianulir bahkan oleh pegawai mereka sendiri.

Baca juga: Trump Luncurkan Media Sosial Sendiri, Bisa Dibagikan ke Facebook dan Twitter

Dewan pengawas itu didirikan sendiri oleh Zuckerberg, untuk menangani situasi sulit dan kontroversial yang dialami perusahaan.

Dewan itu beroperasi secara independen, dan diisi oleh jurnalis, aktivis hak asasi manusia, pengacara, hingga warga akademik.

Pada pekan ini, Trump meluncurkan situs di mana kontennya bisa dibagikan ulang oleh para pendukungnya.

Bernama From The Desk Of Donald J Trump, konten dari situs tersebut sama sekali tidak mengejutkan.

Dia terus mengulangi klaimnya, bahwa kemenangannya saat Pilpres AS 2020 sudah dicurangi, dan mengeluh Republik tidak mendukungnya.

Baca juga: Donald Trump Lebih Suka Kim Jong Un daripada Presiden Korea Selatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Global
88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

Global
Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Global
Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com