KABUL, KOMPAS.com – Al Qaeda berjanji untuk berperang melawan AS di segala front kecuali mereka mundur dari seluruh “dunia Islam”.
Pernyataan tersebut dikeluarkan menjelang 10 tahun terbunuhnya pendiri Al Qaeda Osama bin Laden pada 2 Mei 2011.
Kelompok teroris tersebut kini dipimpin oleh seorang dari Mesir, Ayman al-Zawahiri, sebagaimana dilansir Daily Mail, Sabtu (30/4/2021).
Baca juga: 10 Tahun Pembunuhan Osama bin Laden dan Kronologi Invasi AS ke Afghanistan
Pihak Barat menilai, Al Qaeda semakin tak bertaji sejak Osama bin Laden dibunuh oleh pasukan khusus Amerika Serikat (AS) di tempat persembunyiannya di Pakistan.
Namun, dua anggota milisi Al Qaeda mengatakan kepada CNN bahwa perang melawan AS akan terus berlanjut.
“Perang melawan AS akan terus berlanjut di semua bidang lain kecuali mereka diusir dari seluruh dunia Islam,” kata milisi tersebut.
Seorang pakar teroris, Paul Cruickshank, mengatakan bahwa ada kemungkinan kelompok tersebut merasa “didukung” oleh keputusan Presiden AS Joe Biden yang menarik pasukannya.
Awal bulan ini, Biden mengatakan, akan mengakhiri “perang terlama” AS.
Baca juga: 10 Tahun Pembunuhan Osama bin Laden dan Tentangan Joe Biden
“Bin Laden tewas dan Al Qaeda terdegradasi di Afghanistan. Dan inilah waktunya untuk mengakhiri perang,” kata Biden.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menambahkan, AS mengirim pasukannya ke Afghanistan karena “Negeri Paman Sam” diserang pada 11 September 2001 atau lebih dikenal sebagai serangan 9/11.
“Kami pergi ke Afghanistan 20 tahun lalu, kami pergi karena kami diserang pada 9/11, dan kami pergi untuk menghadapi mereka yang telah menyerang kami pada 9/11,” kata Blinken.
“Dan untuk memastikan bahwa Afghanistan tidak akan lagi menjadi surga bagi terorisme yang ditujukan ke AS atau sekutu dan mitra kami,” sambung Blinken.
Dia menambahkan, Washington telah meraih tujuan yang ingin mereka capai.
Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Osama bin Laden, Ekstremis Pendiri Al-Qaeda
Pada Februari 2020, AS membuat kesepakatan dengan Taliban di mana mereka berjanji untuk memutuskan hubungan dengan Al Qaeda yang pertama kali menyebabkan AS melakukan invasi.
Namun baru-baru ini perwakilan dari Al Qaeda mengeklaim, Taliban tidak jujur supaya Biden menarik pasukan AS dari Afghanistan.