Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Kematian akibat Covid-19 Lampaui 100.000, PM Inggris Minta Maaf

Kompas.com - 27/01/2021, 11:42 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meminta maaf, menunjukkan penyesalannya ketika kasus kematian akibat Covid di Inggris lampaui 100.000, lapor Yahoo News, Selasa (26/1/2021).

Dengan wajah muram, PM Johnson mengatakan bahwa dia sangat menyesal atas kematian para warganya akibat virus corona, yang angkanya melampaui 100.000.

"Kami melakukan semua yang kami bisa," kata Johnson pada jumpa pers di Downing Street pada Selasa.

Melalui jumpa pers tersebut, Johnson memperingati secara resmi kematian orang-orang akibat Covid-19, juga para pekerja dan sukarelawan yang disebutnya "telah membuat negara terus berjalan" selama lockdown.

Johnson juga memuji para ilmuwan Inggris dengan menyebut mereka 'brilian'.

Baca juga: Boris Johnson: Varian Baru Virus Corona di Inggris Mungkin Lebih Mematikan

“...Hal terbaik dan terpenting yang dapat kita lakukan untuk menghormati kenangan mereka yang telah meninggal adalah bekerja sama dengan tekad yang lebih besar untuk mengalahkan penyakit ini. Dan itulah yang akan kita lakukan," imbuh Johnson.

Sesaat sebelum jumpa pers, pemimpin Partai Buruh Sir Keir Starmer merilis video di mana dia mengatakan korban tewas yang melewati 100.000 adalah sebuah "tragedi nasional".

“Kepada semua yang berduka, kita harus berjanji untuk belajar dari apa yang salah dan membangun negara yang lebih tangguh,” kata Starmer.

Johnson telah menghadapi banyak pertanyaan tentang penanganannya terhadap pandemi sejak kasus Covid-19 pertama diidentifikasi pada 31 Januari tahun lalu.

Baca juga: Salah Satu dari Kembar Identik Tertua Inggris Memaki Boris Johnson Setelah Saudaranya Meninggal karena Covid-19

 

Pada bulan Juli, PM Inggris yang baru punya anak laki-laki dari istri barunya itu menjanjikan "penyelidikan independen".

Pada Selasa, pemimpin Demokrat Liberal Sir Ed Davey bahkan menyerukan penyelidikan publik saat ini juga.

Korban tewas akibat virus corona meningkat pesat selama musim dingin. Dua bulan lalu, pada 26 November, angkanya berada di 57.030 jiwa.

Profesor Chris Whitty, berbicara bersama Johnson pada jumpa pers Selasa, mengatakan kemunculan varian baru yang lebih menular telah "mengubah situasi kami secara substansial".

Dia menambahkan, varian baru itu tidak dapat diprediksi pada bulan September, ketika kasus infeksi mulai meningkat lagi.

Baca juga: [UPDATE] WHO Sebut Varian Baru Virus Corona di Inggris Terdeteksi di Setidaknya 60 Negara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Global
[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com