Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Tuduhan Trump dalam Pemilu, Anggota Partai Republik Ini Dapat Ancaman Pembunuhan

Kompas.com - 20/11/2020, 15:34 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Sekretaris Negara Bagian Georgia, Amerika Serikat, Brad Raffensperger mendapatkan kecaman hingga ancaman pembunuhan dari Partai Republik ketika berusaha menentang klaim Donald Trump atas hasil pilpres lalu.

Raffensperger adalah salah satu orang Partai Republik yang menentang Trump, ketika banyak dari mereka berusaha menyuarakan tuduhan tidak berdasar tentang kecurangan pemilu.

Sebelum pemilu, anggota Republik ini telah menghadapi tuntutan dari kelompok hak-hak sipil untuk mengundurkan diri karena membuat pemilih menunggu lama dalam memberikan suara dalam pemilihan utama (primary election).

Dia juga mendapatkan kritik karena menolak mengirimkan aplikasi surat suara absensi kepada semua pemilih untuk pemilihan umum.

Kemudian, ia meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan kecurangan pemilu dengan membentuk gugus tugas dan mengumandangkan tuntutan kecurangan pemilih potensial.

Ketika Trump kalah suara di Georgia dari Joe Biden sekitar 13.000 suara dan ia menuduh adanya penipuan hasil pemilu, Raffensperger muncul dengan keras membantah tuduhan itu.

Baca juga: Hasil Pilpres AS: Ajudan Trump Hampir Akui Kekalahan, Janjikan Transisi Mulus

Trump, yang mendukungnya Raffensperger di pemerintahan Georgia pada 2018, sekarang mengarahkan kemarahan kepadanya dan dua senator Republik Georgia lainnya.

Raffensperger terus mendorong kembali serangan terhadap kantornya pada Rabu, dengan mengatakan bahwa kerugian Trump di negara bagian adalah kesalahannya sendiri.

“Saya seorang Republikan yang konservatif. Ya, saya ingin Presiden Trump menang. Namun, sebagai sekretaris negara bagian, kami harus melakukan tugas kami," katanya dalam wawancara dengan The Guardian.

“Saya akan berjalan dengan baik, lurus, sejalan dengan integritas. Saya pikir integritas masih penting," tambahnya.

Dia menambahkan, ada 24.000 Republikan yang memberikan suara melalui surat di pemilihan utama Georgia, tetapi tidak memberikan suara pada November.

Baca juga: Trump Terus Ulang Klaim Tak Berdasar bahwa Dia Dicurangi di Pilpres AS

Para pemilih itu tidak memberikan suara lagi pada November, Raffensperger menyarankan, karena Trump mencela pemungutan suara melalui surat.

“Para pemilih mendengarkan presiden, sehingga mereka tidak hadir,” katanya.

Sementara itu, Demokrat sangat mendorong anggotanya untuk memberikan suara melalui surat.

Raffensperger mengatakan, dia telah mencoba menggunakan pendekatan berbasis fakta untuk mendorong kembali klaim palsu yang dilemparkan ke negaranya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com