JAKARTA, KOMPAS.com - Pencegahan stunting menjadi fokus banyak ibu dan dokter di Indonesia selama beberapa tahun belakangan.
Kondisi lambatnya pertumbuhan tinggi badan anak ini bisa dicegah dalam waktu 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) anak sejak dari kandungan, melalui makanan dan minuman.
"Setelah dua tahun itu pertumbuhan otak hanya 20 persen, sementara pertumbuhan otak dalam 1.000 HPK itu 80 persen," ujar dr. Radhian Amandito, Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak RS Pondok Indah.
Baca juga: Asap Rokok Konvensional dan Elektrik Dianggap Berisiko Bagi Ibu Hamil Lahirkan Bayi Stunting
Radhian menuturkan bahwa asupan makanan dan minuman dapat mencegah terjadinya stunting.
Khususnya, makanan dan minuman tinggi protein, baik itu protein hewani maupun protein nabati. Saran makanan tinggi protein adalah ikan, ayam, keju, tahu, tempe, dan susu.
Namun, banyaknya jenis susu membuat orangtua kebingungan. Ternyata, kata Radhian, susu formula tidak disarankan untuk balita.
Menurut data WHO yang disampaikan Radhian, susu yang diberikan pada anak usia 12-23 bulan selain ASI harus jenis susu hewani, bukan susu formula.
"Susu formula itu dianggap sudah berlebihan untuk anak di atas 12 bulan karena (nutrisinya) sudah tercukupi dari makanan," kata Radhian.
Bila diteruskan mengonsumsi susu formula pada usia di atas satu tahun, malah bisa memicu obesitas pada anak.
Jenis susu hewani pun beragam. Bila dijabarkan pada kandungan nutrisinya, susu segar paling direkomendasikan untuk anak usia di atas 12 bulan.
Baca juga: Kurangi Kegiatan Tak Penting, Pemkot Tangerang Fokuskan Anggaran untuk Entaskan Stunting
"Raw milk atau susu mentah mungkin sangat lengkap nutrisinya, tetapi sangat tinggi kemungkinan terkontaminasinya," ujar dia dalam acara 'Ngobrolin Pilihan Susu' Greenfields pada Kamis (1/2/2024).
Sementara jenis susu lainnya, seperti susu UHT, mengandung nutrisi kurang lengkap karena diproses dengan suhu tinggi.
"Sedangkan fresh milk ini tengah-tengah. Cukup stabil diterima oleh anak, tidak banyak bakteri patogen dan kandungan nutrisinya terjaga," ungkap Radhian.
Menurut Radhian, takaran minum air putih anak harus diperhatikan. Bila berlebihan, bisa berdampak pada kondisi tubuh anak.
"Karena kapasitas lambungnya sudah penuh dengan air putih, nafsu makan untuk minum susu dan makanan lainnya sudah berkurang," kata Radhian.