KOMPAS.com - Salah satu prajurit terbaik di Politeknik Angkatan Darat, Lettu Arh Dr. Jeki Saputra S.T.,M.T. berhasil menjadi wisudawan terbaik jenjang doktor di Universitas Brawijaya (UB).
Lettu Jeki lulus jenjang S3 dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Jurusan Fisika dengan IPK 3,81.
Bahkan dari capaiannya ini, ia menjadi satu-satunya Doktor Bidang Fisika di TNI AD.
Dilansir dari laman Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD), Lettu Jeki menulis desertasinya yang berjudul "Analisis Penilaian Tingkat Tremor Tangan Penembak Berdasarkan Aspek Pengalaman dalam Latihan Menembak”.
Baca juga: Sosok Cosmas, Anggota TNI yang Lulus S2 Unhan dengan IPK 4
Melalui penelitian ini, dia berhasil mengembangkan sebuah prototype alat yang dapat menganalisis tingkat tremor penembak.
Lalu, memungkinkan evaluasi ketenangan penembak saat bernafas, dan berpotensi meningkatkan akurasi dan ketepatan sasaran dalam proses latihan menembak prajurit TNI AD.
Di balik pencapaiannya itu, terdapat kisah teladan perjuangan seorang prajurit Bintara TNI AD yang berasal dari keluarga kurang mampu asal pedalaman Sumatera ini.
Jeki meniti karier dari bawah hingga saat ini dengan berbekal tekad yang kuat dan semangat pantang menyerah,
Seperti dilansir dari podcast dalam saluran Youtube Penerangan Poltekad, Jeki menceritakan masa lalunya.
Jeki lahir di Sungai Abang, Desa Siabu, Kampar, Riau. Dia mengatakan orangtuanya tidak lulus Sekolah Dasar (SD). Walau begitu, hal itu bukan menjadi masalah baginya dalam mengejar dan meraih cita-citanya.
Dia menceritakan, jika kampungnya sangat minim penerangan. Listrik hanya ada saat malam hari dan hanya ada tiga genset yang dimiliki seseorang di desanya.
"Saya tinggal di suatu kampung dan sampai sekarang pun masih disebut dengan pedalaman. Kampung saya itu paling terakhir karena jarak dengan kampung sebelumnya itu sekitar 10-11 kilometer, jadi lewat hutan-hutan," tutur Jeki.
Jeki bercerita, dulu saat membeli sepatu selama enam tahun sekolah hanya mampu membeli sebanyak tiga kali.
Baca juga: Cerita Agus, Polisi yang Jadi Wisudawan Terbaik Unair dengan IPK 3,94
"Kalau kekecilan, jari itu kan nekuk, nah sepatu bagian belakang itu diinjak," jelas dia.
Masalah biaya, memang menjadi kendalanya melanjutkan sekolah. Dia sendiri saat itu berhasil sampai sekolah jenjang menengah, kemudian mendaftar TNI.