Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

President University Resmi Angkat Prof. Satyanegara Jadi Ketua MWA FK

Kompas.com - 01/03/2024, 21:04 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - President University secara resmi mengangkat Prof. Satyanegara sebagai Chairman of the Board of Trustees atau Ketua Wali Amanat Fakultas Kedokteran (FK).

Prosesi pengangkatan ditandadi penandatanganan dokumen yang dilakukan Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan President University, Dr. SD Darmono di Fabrication Laboratorium (Fablab), President University Convention Center (PUCC) Cikarang, Bekasi, Jumat (1/3/2024).

Pada saat pengangkatan, Prof. Satyanegara membagi periode kedokteran dunia dalam empat tahap.

Pertama, dari periode awal sampai dengan tahun 1799 yang disebutnya sebagai masa Primitive Medicine.

Baca juga: Prof. Sri Widyastuti Dilantik Jadi Plt. Rektor Universitas Pancasila

"Ini ditandai dengan pengobatan yang bersumber dari bahan-bahan alam," ucap dia dalam keterangannya, Jumat (1/3/2024).

Periode kedua terjadi pada 1880-1950 yang dikenal dengan sebutan Development Medicine.

Hal ini ditandai dengan adanya inovasi dan evolusi dalam bidang medis, yang diawali dengan ditemukannya listrik, vaksinasi, metode anastesi, jarum suntik, benang jahit dan berbagai alat kedokteran sederhana lainnya.

"Beberapa tokoh pada era ini adalah Edward Jenner yang menemukan vaksin cacar, Josep Lister, seorang pionir antiseptic bedah, dan Louis Pasteur, penemu bakteri," jelas Prof. Satyanegara.

Beberapa alat kedokteran yang menandai era tersebut adalah penemuan jarum injeksi, mesin X-Ray, mikroskop, dan tensimeter.

Pada era itu juga ditandai penggunaan ether sebagai metode untuk melakukan anastesi, sterilisasi instrumen bedah, dan munculnya kembali operasi cadaver pada 1954 di University of Padua, Italia, serta beberapa lainnya.

Periode ketiga, pada 1950 hingga 2019 yang disebut sebagai periode Modern Medicine.

"Pada masa ini terjadi lompatan besar dalam bidang kedokteran. Bukan hanya cakupannya yang kian meluas, tetapi juga semakin mendalam ke bidang genetika, imunologi dan farmakologi," ungkap Prof. Satyanegara.

Era tersebut, lanjut dia, juga ditandai dengan pengobatan yang tidak hanya berbasis anamnesis, tapi juga didukung oleh alat-alat pemeriksaan yang lebih objektif.

Beberapa temuan penting pada era ini, kata Prof. Satyanegara, adalah penicilin sebagai antibiotik, identifikasi DNA dan genetik, CT-Scan, MRI, PET-Scan, bahkan termasuk transplantasi organ, stem-cell dan genomik.

Baca juga: Kisah Ferdy Anak Buruh yang Lulus dengan IPK Tertinggi di UNY

"Salah satu yang sangat fenomenal adalah human genom project. Proyek ini melibatkan ilmuwan dari 20 institusi dan enam negara, yakni Jepang, China, Prancis, Inggris dan AS," jelas Prof. Satyanegara.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com