Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Anak Jadi Pelaku "Bullying", Orangtua Harus Apa? Ini Kata Psikolog

Kompas.com - 22/02/2024, 11:51 WIB
Sania Mashabi,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Orangtua bisa menjadi benteng pertama untuk mencegah anak melakukan tindakan perundungan atau bullying di sekolah.

Menurut Psikolog Pendidikan Anak Tika Bisono, orangtua adalah kunci untuk mencegah anak menjadi seorang orang yang suka membully.

"Anak-anak menjadi pembully itu dari (penyebabnya) rumah itu benar banget," kata Tika kepada Kompas.com, Selasa (20/2/2024).

Baca juga: Beasiswa S1 di Dalam dan Luar Negeri, Tunjangan Rp 46 Juta Per Tahun

Tika mengatakan, anak-anak yang menjadi pembully karena amarahnya pada orangtua tidak bisa tersalurkan hingga akhirnya mencari pelampiasan lain.

Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya bullying, Tika menyarankan orangtua untuk melakukan beberapa tips berikut:

Tips mencegah anak menjadi pelaku bullying

1. Membicarakan masalah bullying di rumah

Hal pertama yang harus dilakukan orangtua, kata Tika adalah, membicarakan masalah bullying di rumah bersama anak-anak.

Anak-anak harus diberi tahu macam-macam perilaku bullying yang tidak boleh dilakukan di semua tempat termasuk rumah dan sekolah.

"Masalah bullying di bicarain di rumah. Dan ketika bullying terjadi di rumah ya dibahas disiru. Pastikan terjadi bullying terjadi di rumah. Adiknya ditekan, kakaknya didorong macam-macam lah. Ya ngomong di situ (masalahnya)," ujarnya.

Baca juga: Beasiswa S2-S3 Australia Awards 2024, Tanpa Batas Usia dan Kuliah Gratis

2. Memilih pola asuh demokratis

Hal kedua yang harus dilakukan orangtua, lanjut Tika, orangtua harus memilih pola asuh demokratis untuk mencegah anak menjadi pelaku bully.

Pemilihan pola asuh otoriter, penelantaran, hingga memanjakan berpotensi membuat anak menjadi pelaku bullying.

 

3. Bangun komunikasi yang baik

Hal terakhir yang harus dilakukan orangtua, tambah Tika, adalah membangun komunikasi yang baik dan menjaga keseimbangan emosional anak.

"Orangtua yang kerja terus enggak pernah mau berada dengan anaknya, jadi pe-bully dia karena kesal sama bapaknya sama ibunya enggak berani ngelawan," ungkapnya.

"Akhirnya kekerasan itu harus disalurkan itu yang membuat orang kesehatan mentalnya tinggi. Kalau dipendam malah enggak sehat," jelas Tika Bisono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com