Jokowi: Penerima Beasiswa LPDP Naik 7 Kali Lipat sejak Pertama Dibuka

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan jumlah penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sudah naik tujuh kali lipat sejak pertama kali dibuka sekitar 2009 atau 2010.

Bahkan, anggaran LPDP juga telah melonjak tajam sejak awal didirikan.

Baca juga: Kerek SDM, Jokowi Minta Penerima Beasiswa LPDP Naik 5 Kali Lipat

"Dana abadi LPDP pada saat dibuka Rp 1 triliun, sekarang sudah mencapai di 2023 mencapai Rp 139 triliun," ujar Jokowi dalam acara pembukaan Konvensi XXIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia (FRI), seperti dikutip dari siaran YouTube resmi Sekretariat Presiden, Senin (15/1/2024).

Meski sudah besar, dia berharap jumlah penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) bisa naik lima kali lipat hingga masa mendatang.

"Saya kira perlu ditingkatkan (jumlah penerima beasiswa LPDP) paling tidak lima kali lipat dari yang sudah ada sekarang," kata Jokowi.

Peningkatan itu demi menambah persentase rasio penduduk Indonesia yang memiliki pendidikan S2 dan S3.

Sebab, rasio penduduk berpendidikan S2 dan S3 terhadap populasi produktif masih sangat rendah pada saat ini bila dibandingkan Malaysia, Vietnam, serta negara maju lainnya.

Baca juga: 5 Cara Daftar Beasiswa LPDP 2024 Beserta Jadwalnya

"Kemarin saya kaget dapat angka ini. Indonesia itu di angka 0,45 persen. Negara tetangga kita, Vietnam dan Malaysia sudah di angka 2,43 persen. Negara maju sudah 9,8 persen, jadi jauh sekali," ungkap Jokowi.

Oleh karena itu, Jokowi akan mengambil kebijakan yang cepat demi rasio penduduk berpendidikan S2 dan S3 terhadap populasi produktif bisa melonjak drastis.

Baca juga: 49 Jurusan ITB yang Bisa Dipilih dalam Beasiswa LPDP 2024

"Memang butuh anggaran dan pembiayaan yang besar, tetapi tetap ini menjadi kewajiban kita mencari jalan agar rasio kita tadi bisa terangkat naik," jelas Jokowi.

Jokowi menambahkan, semua peningkatan penerima jumlah beasiswa LPDP beserta anggarannya memiliki tujuan yang mulia, yakni ingin mengerek sumber daya manusia (SDM) Indonesia lebih unggul.