Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset WVI: Anak Sekolah Masih Banyak yang Terpapar Konten Pornografi

Kompas.com - 14/12/2023, 16:33 WIB
Sania Mashabi,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peneliti dari lembaga Wahana Visi Indonesia, Andi Misbahul Pratiwi mengatakan, masih banyak anak-anak sekolah yang terpapar konten pornografi di media sosial.

Hal itu, kata dia, terlihat dari hasil riset Wahana Visi Indonesia yang mencoba melihat implementasi Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS) dalam melindungi anak dari kekerasan seksual.

"Paparan media sosial, keterpaparan konten pornografi dan bagaimana konteks anak-anak ini menggunakan media sosial dan internet tidak aman bagi mereka," kata Andi dalam diskusi daring, Kamis (14/12/2023).

Baca juga: Pelajar Kok Berjudi Online?

Menurut Andi, saat ini sekolah belum masif dalam memberikan pembelajaran mengenai penggunaan internet dengan baik dan benar.

Oleh karena itu, Andi berharap sekolah bisa lebih mengajarkan tata cara penggunaan internet dengan baik dan benar agar tidak disalah gunakan dan berpotensi menimbulkan perilaku TPKS.

"Kemudian ada konteks bagaimana sekolah-sekolah ini juga belum memberikan pendidikan bagaimana menggunakan internet secara sehat sehingga ada kontribusi juga (pada TPKS)," ujarnya.

Selain itu, Andi juga melihat anak sekolah juga cenderung masih menjadi korban perilaku TPKS, utamanya bagi anak yang tinggal di asrama atau boarding school.

Oleh karena itu, lanjut Andi, harus benar-benar ada perhatian khusus di tempat tersebut agar tidak terjadi TPKS yang justru kebanyakan dilakukan oleh tenaga pendidik di sana.

Baca juga: Terkenal Disiplin, Begini Cara Orangtua Jepang Mendidik Anak

"Riset ini juga menemukan misalnya di Kota Palu itu ada hasil wawancara kami yang menemukan ada kasus kekerasan seksual di institusi pendidikan berbasis agama misalnya pesantren. Dan secara eksplisit memang disebutkan di pesantren," ungkapnya.

"Itu menjadi sulit. Dan ini memang harus dicarikan cara bagaimana anak-anak ini terpapar dengan informasi lembaga pendidikan ini juga bisa memberikan pencegahan, pendampingan apabila terjadi kasus kekerasan seksual," ucap Andi.


Sebagai informasi, riset ini dilakukan di dua provinsi yakni Sulawesi Tengah dan Kalimantan Barat dengan pendekatan kualitatif.

Pihak Wahana Visi Indonesia mengumpulkan data dengan cara wawancara mendalam, kajian literatur dan, forum group discussion (FGD).

Subjek penelitian ada 34 narasumber yang terdiri dari DP3AKB, UPTD PPA, Kepolisian, Pengadaan Layanan Berbasis Masyarakat, Kelompok Masyarakat, Organisasi Perempuan/Anak, tokoh agama, dan tokoh adat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com