Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Cerita Anak Pedagang Keliling yang Ikut IISMA dan Bisa Kuliah di Jerman

Kompas.com - 16/11/2023, 09:47 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Bisa kuliah di luar negeri tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi mahasiswa. Apalagi kuliah di negara maju seperti Jerman.

Hal itu yang coba diungkapkan oleh mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Amanda Debi Arafah yang kini sedang menempuh program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) di Deggendorf Institute of Technology, Jerman.

Tentu, program unggulan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) ini jadi momen berharga bagi Amanda, karena bisa merasakan kuliah di luar negeri.

Apalagi dia berasal dari keluarga sederhana, atau ayahnya hanya sebagai pedagang keliling. Kuliah di luar negeri dengan biaya sendiri tentu tidak mungkin.

Baca juga: Mahasiswa di Turki Bentuk NYC Indonesia, Sandiaga Apresiasi Pemuda Diaspora

Tak mau memberatkan orangtua

Dilansir dari laman Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek, Rabu (15/11/2023), Amanda sempat bimbang sebelum berangkat ke Jerman. Sebab, dia harus melakukan persiapan yang matang.

"Ketika hari pengumuman tiba, saya begitu excited sekaligus cemas. Karena jika diterima akan banyak persiapan lagi, baik dari sisi kelengkapan maupun pendanaan," ujar Amanda.

Ternyata, dia tak mau membebani ayahnya yang hanya mengandalkan penghasilan dari berjualan pentol keliling.

Amanda yang juga seorang guru les mata pelajaran ini pun harus berusaha keras untuk bisa mendapatkan uang tambahan demi bisa memenuhi sejumlah dokumen untuk persyaratan.

"Saya mulai mengumpulkan hasil tabungan selama mengajar. Kemudian, dibantu oleh ibu juga yang menerima order rajutan di rumah," kata Amanda yang juga merupakan penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.

Berkat kegigihan Amanda dan pengorbanan kedua orangtuanya, Amanda akhirnya bisa menyelesaikan berbagai kebutuhan yang diperlukan hingga akhirnya ia berangkat ke Jakarta dan kemudian bertolak ke Jerman.

"Jadi, saat itu untuk pertama kalinya saya berangkat menggunakan penerbangan domestik dari Surabaya ke Jakarta, kemudian berlanjut menggunakan penerbangan internasional dari Jakarta ke Munchen," terang Amanda.

Baca juga: Mahasiswi UM Surabaya Raih IPK 3,92 Bagikan 5 Tips Belajarnya

Belajar beradaptasi budaya disiplin di Jerman

Bersama seluruh awardees IISMA, Amanda diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan Pre-Departure Series yang merupakan kegiatan bimbingan sekaligus pembekalan sebelum keberangkatan.

Upaya ini sekaligus sebagai persiapan bagi para awardee agar nantinya tidak kaget dengan budaya dan cara hidup masyarakat di negara tujuan, termasuk bagaimana kultur perkuliahan di kampus tujuan.

"Setibanya di Jerman kami belajar beradaptasi dan buat saya ini first experienced," tutur Amanda.

Tentu, ada berbagai kebiasaan masyarakat Jerman seperti kebiasaan untuk jalan kaki, memilah sampah dan membuang pada tempat sampah yang sesuai, kebiasaan untuk selalu on time ketika mempunyai janji temu.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com