Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WSU Hadirkan Launch Pad, Dorong Inovasi Pelajar dan Mahasiswa di Surabaya

Kompas.com - 13/11/2023, 09:40 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Menghadirkan pengalaman berkuliah di universitas kelas dunia bagi generasi muda Indonesia, Western Sydney University resmi mendirikan kampus internasional pertamanya di Surabaya, Kamis (9/11/2023).

Western Sydney University Indonesia di Surabaya akan memulai perkuliahan pertamanya pada September 2024.

Pada peluncuran kampus yang dihadiri oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim, WSU juga membuka peluang bagi siswa dan mahasiswa untuk menuangkan ide inovasi di bidang teknologi melalui program inkubasi Launch Pad.

Baca juga: Western Sydney University Buka Kampus di Surabaya, Fokus Bidang STEM

Launch Pad menawarkan pendidikan dan pelatihan wirausaha, pembangunan usaha baru, riset komersil dan transformasi industri, didukung dengan pendampingan bisnis dan akses ke keahlian teknologi digital terbaru untuk menciptakan ekosistem yang mendukung inovasi serta wirausaha tingkat global.

Pada Launch Pad Innovation Challenge, sebanyak 12 tim pelajar yang terdiri dari siswa tingkat SMA dan mahasiswa menampilkan berbagai inovasi bidang teknologi berupa solusi kecerdasan buatan.

Tim Impact Now dengan aplikasi mobile AgriSolusi Dok. KOMPAS.com/AYUNDA PININTA KASIH Tim Impact Now dengan aplikasi mobile AgriSolusi

Solusi untuk mencegah naiknya harga cabai

Launch Pad Innovation Challenge 2023 mendorong siswa dan mahasiswa untuk mengembangkan ide dan mewujudkannya dalam inovasi AI yang berguna bagi kehidupan sehari-hari.

Salah satunya ialah inovasi karya Tim Impact Now berupa aplikasi mobile "AgriSolusi" yang berhasil meraih juara pertama berkat teknologi untuk mencegah naiknya harga cabai.

Tim yang terdiri dari Yobel (Universitas Ciputra Surabaya), Najma Alya Lundara (SMP Shanta Surabaya), Shannon Huang (SMA Mawar Sharon), dan Reyna (Universitas Kristen Petra) itu berupaya memaksimalkan hasil tanam cabai bagi petani untuk mengatasi mahalnya harga cabai akibat pembusukan.

Melalui aplikasi mobile, para petani akan mendapatkan langkah praktis bagaimana agar tumbuhan terbebas dari hama, mengingatkan petani kapan tanaman perlu disirami dan dipupuk, hingga kapan waktu terbaik untuk menjual cabai.

Baca juga: Dirikan Kampus Perintis di Surabaya, Western Sydney University Buka Lowongan untuk Posisi Provost

"Di Indonesia kini ada masalah tentang cabai yang harganya tinggi karena hama, jadinya produksi cabai sedikit, sehingga harganya mahal. Kami mau mencari solusi bagaimana petani-petani ini tidak mengalami kondisi itu," ujar Najma kepada Kompas.com.

Yobel menambahkan, aplikasi AgriSolusi juga memiliki fitur foto untuk mengetahui kualitas tanaman.

"Aplikasi kita itu ada sistem foton juga. Jadi misalnya setelah tanaman difoto akan bisa tahu apakah tanamannya berpotensi untuk terkena penyakit apa, lalu cara pencegahannya bagaimana," ujarnya.

Tidak hanya itu, AgriSolusi juga bisa memberi prediksi berapa banyak biaya yang dibutuhkan untuk membuat perkebunan cabai, berapa lama waktu yang dibutuhkan, hingga akhirnya cabai bisa dipanen.

Tim mengatakan, aplikasi ini tidak hanya berguna bagi petani namun juga bagi masyarakat yang bercocok tanam hingga pemerintah agar peningkatan harga cabai tidak kembali terulang. Termasuk memberikan ilmu serta langkah agar hasil tanam baik.

Baca juga: Beasiswa S2 ke Belgia Tanpa Wawancara, Uang Saku Rp 23 Juta Per Bulan

Berjalan sejak tahun 2015, Launch Pad menyediakan bantuan dan sumber daya untuk startup dan pendiri bisnis yang berasal dari kalangan pelajar maupun komunitas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com