Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dorong Inovasi Pascapandemi, FIS UNJ Gelar Sesi Perkuliahan Eurasia

Kompas.com - 13/10/2023, 19:48 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta (FIS UNJ) menyelenggarakan perkuliahan sesi keempat dan kelima "The Eurasia International Course 2023". Program ini merupakan kolaborasi FIS UNJ dengan The Eurasia Foundation (from Asia) dan menjadi bagian upaya internasionalisasi FIS UNJ.

Melalui kegiatan ini, sivitas akademika diharapkan dapat memperluas perspektif keilmuan khususnya yang terkait transformasi masyarakat setelah pandemi Covid terjadi.

Acara dilaksanakan secara hibrid di Kampus A UNJ Jakarta dan disiarkan melalui live streaming Youtube FIS UNJ pada 13 Oktober 2023 serta dihadiri kurang lebih 50 peserta, terdiri dari mahasiswa baik dari dalam maupun luar UNJ dan masyarakat umum.

Sesi keempat perkuliahan internasional ini menghadirkan Dianni Risda dari Universitas Pendidikan Indonesia mengangkat tema "The Japanese Traditions to Fight the Pandemic of Covid-19".

Dalam pemaparannya, Dianni menjabarkan berbagai tantangan yang dihadapi Jepang, mulai dari tantangan bersifat geografis seperti iklim dan gempa bumi, perkembangan teknologi, tantangan demografi seperti menurunnya angka kelahiran, hingga berbagai tantangan di dunia pendidikan.

“Untuk beradaptasi dengan aneka tantangan tersebut, Jepang mengedepankan inovasi, komunikasi, dan kolaborasi," ungkap Dianni.

"Kita bisa belajar banyak dari ketangguhan Jepang dalam berinovasi. Meski demikian, proses akomodasi inovasi ini tetap harus mempertimbangkan kekhasan jati diri yang kita miliki,” tambah Dianni.

Baca juga: Jatuh Bangun Pedagang di Cianjur Diterpa Pandemi, Gempa, dan Digempur Ritel Online

Dorong inovasi pascapandemi

Sementara itu, pada sesi kelima, Atika Wijaya dari Universitas Negeri Semarang menyampaikan pemaparannya berjudul "The Dynamics of Indonesia's Tourism Development after Covid Era in Sociological Studies".

 

Atika mengingatkan betapa terpukulnya sektor pariwisata Indonesia ketika pandemi terjadi. “Pariwisata bisa dikatakan mati suri karena semua negara membatasi interaksi dengan dunia luar,” ujarnya.

Ketiadaan wisatawan tidak hanya berimbas pada lemahnya pendapatan masyarakat setempat, melainkan juga pada rusaknya aset-aset wisata karena tidak terawat. Hal ini berakibat fatal pada perekonomian negara.

Senada dengan pandangan Dianni, Atika menggarisbawahi pentingnya pariwisata berkelanjutan sebagai langkah inovasi pascapandemi. Pariwisata berkelanjutan menekankan keseimbangan tiga elemen, yakni people, profit, dan planet.

“Dengan menerapkan pariwisata berkelanjutan, paradigma pariwisata sebagai komoditas yang dapat dieksploitasi digeser menjadi pariwisata yang memberdayakan komunitas dalam mengelola pertumbuhan pariwisata," lanjut Atika.

Dalam kesempatan sama, Koordinator Pelaksana, Kurniawati menekankan pentingnya wawasan global dalam menguatkan transformasi nasional. Ia menghimbau mahasiswa berpartisipasi aktif dan menggunakan kesempatan ini untuk meluaskan cakrawala berpikir.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Prof. Sarkadi menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung terselenggaranya acara.

Baca juga: Seusai Pandemi, Indonesia Sumbang Turis Terbanyak ke Singapura

 

"Apresiasi yang tinggi saya sampaikan khususnya pada para narasumber yang berkenan berbagi persepektif keilmuan dengan mahasiswa kami. Kolaborasi ini dapat terus berlanjut demi mewujudkan masyarakat yang kontributif dan berdaya," ungkap Prof. Sarkadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com