Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset: Semakin Banyak Diaspora RI Ingin Pulang ke Tanah Air, Ini Alasannya

Kompas.com - 02/10/2023, 08:52 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Setidaknya 3 dari 5 atau sebanyak 60 persen dari diaspora Indonesia menyatakan berencana untuk kembali ke Tanah Air dalam 5 tahun ke depan.

Hal tersebut diungkap dalam laporan Robert Walters, perusahaan perekrutan profesional terkait kesiapan orang Indonesia perantauan, atau yang dikenal sebagai diaspora Indonesia, untuk pulang ke Tanah Air.

Jaga orangtua hingga peluang kerja

Temuan ini menunjukkan adanya kenaikan dari data sebelumnya di tahun 2021, yang mencatat hanya 46 persen responden yang mempertimbangkan untuk kembali ke Indonesia.

Baca juga: Ratusan Awardee LPDP Tidak Kembali, Staf Khusus Presiden: Kacang Lupa Kulitnya

Lebih lanjut, ditemukan ada 56 persen diaspora Indonesia dari survei ini menyatakan bahwa situasi ekonomi memengaruhi keputusan mereka untuk menetap di luar negeri ataupun kembali ke Indonesia.

Adanya kenaikan minat diaspora Indonesia untuk kembali ke Tanah Air dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Sebanyak 68 persen mengaku memiliki keinginan untuk mengurus orangtua dan tinggal lebih dekat dengan kerabat atau pasangan di Indonesia. Lalu, sebanyak 36 persen adanya hubungan emosi, sosial, dan kultural yang mendalam dengan Indonesia.

Alasan lainnya karena peluang pekerjaan yang menarik (29 persen), ingin memberikan sumbangsih pada negara (25 persen), dan keinginan untuk menghabiskan masa pensiun di Indonesia (20 persen).

Keinginan ini pun diperkuat dengan adanya pengaruh faktor ekonomi yang dianggap memberikan sentimen positif, yaitu keyakinan pada pertumbuhan dan stabilitas ekonomi Indonesia (65 persen), meningkatnya permintaan akan kompetensi spesifik (skillset) di Indonesia (45 persen), peluang untuk berbisnis/berwirausaha (37 persen), dan munculnya industri baru yang cocok dengan keahlian (29 persen).

Baca juga: Anak Muda Diminta Pikir Dua Kali kalau Mau Pindah Kewarganegaraan, Ini Alasannya

Country Head Robert Walters Indonesia, Eric Mary mengatakan, banyaknya diaspora Indonesia yang membangun karier di luar negeri menunjukkan adanya pengakuan akan keunggulan kompetitif talenta lokal di pasar kerja internasional.

Hal inilah yang coba kami tangkap untuk memberikan pemahaman kepada para penyedia lapangan kerja dan pemilik perusahaan untuk mempersiapkan diri dalam menyambut kembali talenta-talenta ini saat siap kembali ke Tanah Air,” ungkapnya dalam keterangan resmi.

International Candidate Manager Robert Walters Indonesia, Belin Delannoy menambahkan, terkait keinginan dan peluang untuk kembali dan berkarier di kampung halaman, diaspora Indonesia mempertimbangkan beberapa aspek.

Aspek tersebut mulai dari gaji dan keseluruhan paket kompensasi yang ditawarkan, budaya perusahaan dan gaya kepemimpinan, pembagian tugas serta tanggung jawab, jenjang karir dalam perusahaan, serta ukuran dan karakter perusahaan/industri.

“Sejumlah diaspora Indonesia membuka kesempatan untuk kembali ke kampung halaman dan melanjutkan karir di Tanah Air dengan beberapa faktor pertimbangan. Hal inilah yang mendasari Robert Walters Indonesia menginisiasi program “Pulang Kampung” sejak delapan tahun lalu. Inisiatif ini mengakomodasi para pekerja profesional Indonesia di luar negeri untuk mendapatkan peluang karier yang sesuai saat kembali ke kampung halaman,” tuturnya.

Baca juga: Biaya Kuliah S2 Ekonomi Bisnis UGM, Pendaftaran hingga 10 Oktober

Alasan enggan pulang

Sementara dilihat dari sudut pandang yang berlawanan, survei Robert Walters menemukan sebanyak 35 persen diaspora Indonesia menyatakan enggan untuk kembali ke Indonesia.

Lima alasan utama yang menghalangi keinginan untuk pulang ini diantaranya adanya perbedaan standar besaran kompensasi dan manfaat yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan asing dibandingkan dengan perusahaan di Indonesia (68 persen), dan kualitas hidup di Indonesia dari segi fasilitas publik, faktor keamanan, serta fasilitas masyarakat yang dinilai lebih rendah dibandingkan dengan yang ada di negara asing (45 persen).

Selain itu, situasi sosial di Indonesia juga dinilai kurang menguntungkan, dilihat dari segi tingkat keamanan publik, stabilitas politik, serta isu rasial (39 persen).

Beberapa faktor lain seperti kurangnya peluang pekerjaan untuk beberapa keahlian, adanya perbedaan budaya dan sistem bekerja (36 persen), serta keluarga yang telah beradaptasi dengan kehidupan di negara asing (24 persen) turut memengaruhi para diaspora Indonesia enggan kembali pulang.

Sementara ditinjau dari faktor ekonomi, keengganan ini diperkuat dengan beberapa alasan pendukung lainnya seperti anggapan di mana kompetensi ahli lebih dihargai di luar negeri (66 persen), pemasukan di negara asing yang lebih berimbang dengan biaya hidup yang dikeluarkan (56 persen), ekonomi luar negeri yang lebih stabil (49 persen), serta inisiatif dan insentif pemerintah luar negeri yang lebih baik (35 persen).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com