Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Pahlawan Revolusi G-30-S PKI, Ada yang Wafat Usia Muda

Kompas.com - 30/09/2023, 06:17 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Ada sebanyak 10 pahlawan revolusi yang bisa dikenang, karena jasanya saat momen Gerakan 30 September (G-30-S) Partai Komunis Indonesia (PKI).

G-30-S PKI atau kejadian 30 September 1965 merupakan momen pemberontakan dan pembunuhan terhadap Pahlawan Indonesia.

Semua pahlawan revolusi itu ada yang tertembak mati di rumah mereka dan ada yang dibawa ke markas di kawasan Pondok Gede, Jakarta Timur.

Baca juga: Usia Pahlawan Revolusi G-30-S PKI, Paling Muda Gugur Umur 26 Tahun

Lalu ada korban yang dimasukkan ke dalam sumur tua yang saat ini dikenal dengan nama lubang buaya.

Mereka yang wafat kebanyakan menyandang pangkat atau gelar di usia muda. Paling tua berumur 45 tahun dan paling muda berusia 26 tahun.

Jadi, siapa saja 10 pahlawan revolusi yang wafat saat momen G-30-S PKI? Berikut daftarnya.

1. Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani

Ahmad Yani meninggal pada usia 43 tahun ketika peristiwa G-30-S PKI berlangsung.

Dilansir dari laman Kemendikbud, Ahmad Yani adalah seorang petinggi TNI AD di masa Orde Lama. Dia lahir di Jenar, Purworejo pada 19 Juni 1922.

Ketika muda, Ahmad Yani mengikuti pendidikan Heiho di Magelang dan Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor.

Setelah itu, karier Ahmad Yani berkutat di militer. Dia turut ikut dalam pemberantasan PKI Madiun 1948, Agresi Militer Belanda II, dan penumpasan DI/TII di Jawa Tengah.

Pada tahun 1958, dia diangkat sebagai Komandan Komando Operasi 17 Agustus di Padang Sumatera Barat untuk menumpas pemberontakan PRRI.

Ahmad Yani diangkat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) tahun 1962.

Baca juga: Kemendikbud Buka 16.102 Posisi CPNS 2023, Ini Kriteria dan Syaratnya

2. Letjen (Anumerta) Suprapto

Suprapto berusia 45 tahun ketika peristiwa G-30-S PKI. Dia lahir di Purwokerto pada 20 Juni 1920, dan sempat mengikuti pendidikan di Akademi Militer Kerajaan Bandung dan harus terhenti karena pendaratan Jepang di Indonesia.

Pada awal kemerdekaan Indonesia, dia ikut merebut senjata pasukan Jepang di Cilacap.

Kemudian, Suprapto memasuki Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Purwokerto dan ikut dalam pertempuran di Ambarawa sebagai ajudan Panglima Besar Sudirman.

Kariernya terus melejit di militer. Namun ketika PKI mengajukan pembentukan angkatan perang kelima, Suprapto menolaknya.

Dia pun menjadi korban pemberontakan G-30-S PKI bersama para petinggi TNI AD lainnya.

3. Letjen (Anumerta) S. Parman

Salah satu tokoh militer penting ini meninggal di usia 47 tahun dalam peristiwa G-30-S PKI. S. Parman dilahirkan di Wonosobo, Jawa Tengah, pada 4 Agustus 1918.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com