Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dekan FKG UGM: Baru 2,8 Persen Masyarakat yang Sikat Gigi dengan Benar

Kompas.com - 12/09/2023, 17:14 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Dekan FKG UGM, Prof. Suryono menyampaikan pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menyikat gigi dengan benar.

Menyikat gigi tidak boleh dilakukan secara asal. Misalnya, pemilihan sikat gigi sesuai dengan ukuran mulut, menggosok gigi dengan lembut, dan jenis bulu sikat disesuaikan dengan kondisi gigi dan gusi.

Baca juga: Jadwal Libur Nasional dan Libur Sekolah 2024 buat Siswa SD-SMA

"Kalau bisa pilih bulu sikat yang lebut karena kalau yang keras bisa merusak atau mengikis lapisan email gigi," kata dia dikutip dari laman UGM, Selasa (12/9/2023).

Dia menegaskan, perilaku membersihkan gigi dengan baik dan benar sebaiknya ditanamkan sedini mungkin oleh keluarga.

Dimulai dengan pembiasaan untuk menyikat gigi setidaknya dua kali sehari pada anak-anak.

"Kalau data di Indonesia tadi hanya 2,8 persen masyarakat yang baru menggosok gigi dengan benar. Maka di Yogyakarta sudah mencapai 6 persen warganya yang menggosok gigi dengan benar," kata pria yang juga jadi Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI).

Kondisi tersebut, lanjutnya, tak lepas dari upaya yang dilakukan FKG UGM, pemerintah daerah dan para mitra terkait yang gencar mengedukasi masyarakat untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut.

"Salah satunya dengan menggosok gigi dengan baik dan benar," jelas dia.

Head of Profesional Marketing Personal Care Unilever Indonesia, drg. Ratu Mirah Afifah menyebut, hanya 2,8 persen masyarakat yang telah menggosok gigi dengan benar dan dilakukan setidaknya dua kali sehari di waktu sebelum tidur dan sesudah sarapan.

Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam menyikat gigi yang benar ini, sebut dia, berpengaruh terhadap tingginya masalah gigi dan mulut.

Baca juga: Kisah Prama, Guru Besar Termuda di UGM pada Usia 35 Tahun

Salah satunya adalah gigi berlubang/karies yang mencapai 88 persen. Hal tersebut semakin diperparah dengan rendahnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatan gigi mulutnya ke dokter gigi secara rutin setiap tahunnya.

"Ternyata 95,5 persen masyarakat Indonesia mengaku tidak pernah ke dokter gigi selama setahun," tutur dia.

Ratu Mirah menambahkan, tren konsumsi gula masyarakat kian meningkat setiap tahunnya. Bahkan diproyeksikan hingga akhir 2023, konsumsi gula di masyarakat naik hingga 9 persen dibanding tahun 2019.

Hal ini tentunya menjadi persoalan serius yang harus menjadi perhatian bersama untuk mewujudkan kesehatan gigi masyarakat.

Baca juga: Siswa SD-SMA Libur 2 Minggu pada Akhir Tahun 2023, Catat Tanggalnya

"Kita tidak bisa sepenuhnya menghindari gula. Namun konsumsinya bisa dibatasi dan dibarengi dengan perilaku menyikat gigi yang benar dan rutin berkunjung ke dokter gigi," tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com