Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi El Nino, Periset BRIN: Musim Kemarau Akan Cukup Panjang

Kompas.com - 05/09/2023, 08:19 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Eddy Hermawan mengaku, El Nino berdampak terjadinya musim kemarau yang cukup panjang dari kondisi normalnya.

Ada juga kebaikan dari El Nino, yaitu penurunan suhu permukaan laut sebagaimana La Nina.

Baca juga: Kisah Brian Tan, Pria Usia 18 Tahun yang Sedang Kuliah S3 di Amerika

Asal tahu saja, El Nino merupakan cuaca yang terjadi akibat peningkatan suhu permukaan air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur yang menjadi lebih hangat dari biasanya.

"Fenomena El Nino, sebenarnya bukan pertama kali, kita pernah mengalaminya, di antaranya tahun 1962, 1963, 1972, 1973, 1982, 1983, 1997, 1998, 2015, dan 2016," kata dia dikutip dari laman BRIN, Selasa (5/9/2023).

Dia menyebutkan, El Nino dan musim kemarau merupakan dua hal yang berbeda.

El Nino dan La Nina itu adalah penyebab atau pemicu kejadian. Sedangkan kemarau dan hujan ini merupakan dampaknya.

"Adanya El Nino otomatis kawasan pusat dari lautan pasifik menjadi pusat tekanan rendah, konsekuensinya awan-awan di benua maritim Indonesia dan samudra hindia terbentuk. Ini karena Indonesia berada pada kawasan 2/3 laut yang membuat terbentuk awan-awan besar, mestinya awan itu jatuh di kawasan Indonesia," terangnya.

Prof. Eddy menjelaskan, dengan hadirnya El Nino awan-awan tadi hanya numpang lewat sehingga tidak jadi hujan dan kemarau.

Baca juga: Mahasiswa Tak Wajib Skripsi Lagi, Nadiem: Bisa Bentuk Proyek dan Lainnya

"Ada dua musim yang kita kenal saat ini, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Namun, dengan hadirnya El Nino, maka musim kemaraunya lebih panjang, semula hanya 3-6 bulan dengan hadirnya El Nino akan lebih panjang, bisa-bisa sampai 1 tahun," tutur dia.

"El Nino menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dapat dikatakan demikian, ketika anomali dari pada El Nino 2, 3, 4 itu melewati angka sekitar positif 0,8 atau positif satu. Di tahun ini, El Nino mulai muncul Mei di tahun ini," tambah Prof. Eddy.

El Nino pengaruhi sektor pangan

Prof. Eddy memberikan saran ini apabila terjadi dampak El Nino untuk sektor pangan.

Dia meminta agar petani mengganti tanaman padi ke jagung dan kedelai. Hal ini karena tanaman tersebut tidak memerlukan banyak pasokan air.

Baca juga: 66 Perguruan Tinggi Miliki Akreditasi Unggul dari BAN-PT

"Menghadapi kejadian El Nino yang cukup panjang sampai akhir tahun ini agar kita waspada atau yang harus diperhatikan adalah daerah monsunal, di mana daerah yang mengalami curah basah dan kemarau, untuk itu pandai gunakan air," kata Prof. Eddy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com