Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"In2Food 2023" Prasmul: Mengubah Limbah Makanan Menjadi Bermakna

Kompas.com - 21/08/2023, 12:07 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - In2Food Consortium Universities menggelar kompetisi mahasiswa internasional untuk mencari solusi dalam mengubah limbah makanan menjadi cita rasa yang baik melalui berbagai platform.

Anggota konsorsium ini terdiri dari Universitas Prasetiya Mulya, Universitas Ghent, Universitas Tampere, HTH Belanda, Universitas Binus, Universitas Ma Chung, Universitas Pembangunan Jaya, dan Universitas Katolik Parahyangan.

Kompetisi merupakan bagian dari Proyek In2Food yang didanai program Erasmus+ Capacity Building on Higher Education Program dan berlangsung pada 7-18 Agustus 2023 dengan tema "Dari Limbah Makanan Menjadi Cita Rasa Baik di Marriott Indonesia: Menemukan Solusi Masalah Limbah Makanan melalui Pendidikan, Kreativitas, dan Aksesibilitas".

In2Food 2023 diikuti 8 universitas anggota Konsorsium dan 2 universitas non-anggota konsorsium dengan total peserta 49 mahasiswa yang mengikuti program secara daring dan 19 mahasiswa secara hibrid.

Perjalanan pembelajaran kompetisi dimulai di Kampus Universitas Prasetiya Mulya, kemudian berlanjut ke Universitas Binus Bandung dan Universitas Katolik Parahyangan, dilanjutkan workshop di Universitas Pembangunan Jaya.

Penutupan rangkaian kegiatan dan pengumuman pemenang kompetisi dilaksanakan di Universitas Prasetiya Mulya BSD City pada 18 Agustus 2023.

Dekan STEM Universitas Prasmul yang juga Ketua Pelaksana In2Food 2023, Stevanus Wisnu Wijaya menjelaskan, In2Food menjadi bentuk nyata kolaborasi mahasiswa lintas negara dan lintas bidang keilmuan untuk memberikan solusi atas permasalahan yang ada.

"Anak-anak muda dari berbagai negara berkumpul, membentuk kelompok lintas universitas, lintas negara. Tujuannya membangun sistem kerja antarbudaya, saling belajar, saling berbagi ilmu untuk menyelesaikan masalah sampah makanan," ungkap Wisnu.

Dari penelitian ini, mereka menawarkan berbagai inovasi yang dapat diterapkan untuk menyelesaikan permasalahan sampah makanan.

Baca juga: Banyak Perusahaan Ingin Terapkan Keberlanjutan, Perlu Strategi Tepat Sasaran

Sejalan semangat Kampus Merdeka

Kepala LLDikti Wilayah III Prof. Toni Toharudin juga memberikan apresiasi atas inisiatif yang dijalankan In2Food untuk menjawab pemasalahan limbah makanan secara lintas ilmu pengetahuan yang saat ini juga menjadi salah satu permasalahan global.

"Kegiatan ini menjadi bukti perguruan tinggi memiliki perhatian kepada isu keberlanjutan," ungkapnya.

Ia juga menambahkan, kegiatan ini juga sejalan dengan semangat Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang mendorong perguruan tinggi saling berkolaborasi global melampaui batas-batas negara.

Dekan STEM Prasmul Wisnu Wijaya menyampaikan gerakan ini tidak hanya berhenti di ruang-ruang kompetisi melainkan disebarluaskan secara sosial media sehingga menjadi perhatian dan percakapan global.

"Saya melihat ada banyak peserta menggunggah di media sosialnya. Di era digital hal ini menjadi penting untuk mempengaruhi dan mendorong banyak orang untuk memberi perhatian pada permasalahan ini," ujar Wisnu.

Peran orang muda di isu keberlanjutan

"Tujuan dari kompetisi ini tidak hanya sekadar mencari pemenang tetapi kita ingin membangun kesadaran bersama bahwa persoalan keberlanjutan bumi ini adalah persoalan bersama ," tegas Wisnu bangga.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com