Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Adib, Marbot Masjid yang Gapai Beasiswa Kuliah di Amerika

Kompas.com - 21/08/2023, 08:26 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Nama pria itu adalah Khoirul Adib. Saat ini, dia tercatat sebagai mahasiswa semester 5 pada Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang.

Pria yang akrab disapa Adib ini kuliah di jurusan Teknologi Informasi. Matanya berbinar saat berbagi cerita bahwa dirinya lolos seleksi MOSMA Kemenag dan dapat beasiswa kuliah di Amerika.

MORA Overseas Student Mobility Awards (MOSMA) merupakan salah satu program implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

Baca juga: Maudy Ayunda Buka Program Beasiswa bagi Mahasiswa S1, Ayo Daftar

MOSMA berbentuk program mobilitas fisik yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di perguruan tinggi luar negeri.

Program ini berlangsung selama 1 semester dengan durasi maksimal 6 bulan. Melalui program ini, mahasiswa mendapatkan kredit yang dapat dikonversi ke dalam SKS (Satuan Kredit Semester) di kampus asal.

Adib berasal dari desa paling ujung selatan Kabupaten Tuban. Bisa kuliah di kota besar macam Semarang sebenarnya sudah luar biasa baginya.

Apalagi, dia diterima pada jurusan yang menjadi passion dalam hidupnya.

"Kuliah di Semarang bagi orang desa seperti saya sudah luar biasa, apalagi bisa belajar di jurusan teknologi," ujar dikutip dari laman Kemenag, Senin (21/8/2023).

Meski demikian, bukan berarti Adib tidak ingin kuliah di luar negeri. Tentu ada cita-cita, meski lebih sering dipendamnya.

Dia merasa, kuliah di luar negeri adalah mimpi yang terlalu tinggi bagi seorang anak desa sepertinya.

Mahasiswa yang memiliki tugas menjadi marbot masjid di Semarang

Di Semarang, Adib adalah marbot masjid. Dia tinggal di sebuah masjid dan ikut memakmurkannya dalam beragam giat keagamaan dan sosial.

Namun, dalam beberapa bulan terakhir, dia harus sering bolak balik Semarang-Tuban-Semarang yang menempuh jarak sekitar 280 km sekali jalan.

Ibunya sedang sakit, sehingga dia harus merawatnya. Beruntung sudah ada jalan tol, sehingga jarak tempuh bus makin pendek, berkisar 5-6 jam.

Baca juga: Satu University Milik Binus Sasar Kalangan Menengah dan Bawah

Tidak ada salahnya anak desa bermimpi kuliah di luar negeri. Khoirul Adib yakin bahwa rezeki sudah diatur yang Maha Kuasa.

Tugasnya berikhtiar mencari jalan, dan saat itu yang terbayang adalah mencari beasiswa.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com