Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aulia, Mahasiswi Disabilitas Netra UGM, Jadi Sutradara Film

Kompas.com - 18/08/2023, 08:46 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber UGM

KOMPAS.com - Prestasi bisa diraih dibidang akademik maupun non-akademik. Namun, prestasi juga dapat diraih oleh para penyandang disabilitas.

Seperti mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM), Aulia Rachmi Kurnia (24). Aulia adalah penyandang disabilitas netra, tetapi dia punya prestasi yang membanggakan.

Bahkan, bagi sebagian orang akan beranggapan itu adalah mustahil. Sebab, Aulia menjadi sutradara film pendek berjudul Masih Tanda Tanya yang tayang perdana pada Maret 2023 dan telah diputar di berbagai komunitas pencinta film Tanah Air.

Ia diterima di Departemen Sastra Indonesia UGM pada 2022. Meski difabel netra, Aulia tetap bisa berprestasi.

Baca juga: TPS Inovasi UGM-Pemkab Sleman Ini Ada Teknologi Penghilang Bau

Dilansir dari laman resmi UGM, Rabu (16/8/2023), awalnya Aulia lahir normal. Namun, di usia 5 tahun dia sakit parah hingga menyebabkan kehilangan penglihatan.

Tentu dia sendiri merasa bahwa menjadi sutradara film bukan hal yang mudah. Apalagi dia penyandang disabilitas netra. Sebagai sutradara, ia memiliki beban besar apakah sebuah film nantinya bakal diminati penontonnya.

Arahan tangannya menentukan para pemain agar berlakon sesuai karakter yang diperankan serta memastikan semua berjalan sesuai rencana dari awal hingga akhir produksi film.

Jadi, tantangannya terkait bahasa visual. Namun, keterbatasan visual yang dimilikinya tak membatasi langkahnya untuk berkarya.

Di tengah keterbatasan itu, ia bersyukur masih dikelilingi orang-orang baik yang percaya akan potensinya dan mendukung menyutradari film tersebut.

"Kesulitan ya pasti ada karena keterbatasan visual. Namun, sangat terbantu ada asisten sutradara yang bisa menjadi 'mata' saya dan team work yang luar biasa selama produksi film," ujarnya.

Baca juga: Pengamat Iklim UGM: Kemarau, Polusi Udara Makin Tinggi

Adapun film pendek berdurasi 40 menit ini berkisah tentang sepasang kekasih dimana pihak laki-laki merupakan penyandang disabilitas netra.

Di tengah perbedaan fisik ini cinta mereka di uji dengan adanya orang ketiga. Selain menampilkan lika-liku percintaan dua remaja dengan perbedaan fisik, film ini juga mencoba mengungkap sejumlah isu disabilitas.

"Film ini terinspirasi dari kisah teman yang juga disabilitas netra," ungkap dia.

Ternyata, Aulia sendiri suka dengan film ketika dia ikut kelas film pada 2022. Dia dan 5 temannya penyandang disabilitas netra saat itu iseng-iseng mengikuti kelas film di Yogyakarta.

Kehadiran mereka dalam kelas tersebut sempat dipandang sebelah mata. Bagimana tidak, penyandang disabilitas netra dituntut untuk memproduksi karya yang identik dengan hal-hal berbau visual.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com