Cerita Hadi, Pilot TNI AL yang Lulus S3 di Unair dengan IPK 3,97

KOMPAS.com - Bergabung menjadi salah satu penerbang atau pilot Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) tentu bukan hal yang mudah.

Apalagi menjalankannya dibarengi dengan melanjutkan kuliah S3.

Namun, hal itu bisa dilakukan dengan baik oleh Hadi Priyono.

Karena, dia berhasil lulus kuliah S3 di Universitas Airlangga (Unair) dengan IPK 3,97, meski menjadi pilot TNI AL.

Baca juga: Lulusan S2-S3 UGM Didominasi Perempuan, Ada yang Raih IPK 4

"Bersyukur karena prestasi ini merupakan pencapaian yang tidak serta merta prestasi pribadi. Ada doa orangtua, istri, dan anak," ucap dia dilansir dari laman Unair.

Priyo mengungkapkan, dirinya memiliki dua tanggung jawab yang besar selama kuliah. Hal itu menjadi tantangan sendiri baginya.

Apalagi saat kuliah, kondisi pembelajaran terpaksa secara daring karena bersamaan pandemi Covid-19. Walaupun baginya kuliah saat pandemi justru terasa mudah.

"Tantangannya itu saat waktu saya mendapat tugas dari kesatuan dan ada tugas belajar. Tapi karena pembelajaran saat Covid-19 secara online jadi bisa belajar dimana-mana tidak harus di kampus,” tutur dia.

Priyo menambahkan, dukungan senantiasa diperolehnya dari Sekolah Pascasarjana Unair terhadap kelancaran studinya.

"Saya mendapat dukungan penuh dari Ketua Program Studi (KPS) utamanya terkait penugasan. Jadi saya masih tetap bisa menyelesaikan tugas meskipun sedang bertugas," ujarnya.

Tak sengaja pilih prodi saat kuliah S3

Awal mula Priyo memilih program studi (Prodi) Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) adalah berkat ketidaksengajaannya.

Namun setelah melaluinya, ternyata ketidaksengajaan itu yang membantunya dalam meningkatkan karier.

Baca juga: Cerita Wiwit, Punya 4 Gelar S1-S3 di Usia 25 Tahun

"Nanti ke depan saya akan banyak mengurusi personel, sehingga banyak ilmu saat kuliah yang akan mendukung karier saya," papar dia.

Bercita-cita jadi dosen

Pasca lulus dari Sekolah Pascasarjana Unair, dia mengakui akan melanjutkan pengabdiannya kepada negara dan menjadi seorang dosen.

Baca juga: IPB Berikan Golden Ticket untuk 15 Ketua OSIS, Berikut Namanya

"Saya akan mengabdi sebaik-baiknya sebagai kapasitas saya sebagai abdi negara. Dari sisi akademik, ada rencana jangka panjang akan mewakafkan diri di beberapa kampus swasta dan kampus pertahanan di Indonesia," tukas dia.