Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar Unair: Ini Dampak Gunakan Siwak untuk Kesehatan

Kompas.com - 26/07/2023, 18:40 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Universitas Airlangga (UNAIR) kembali meningkatkan kualitas akademik melalui pengukuhan guru besar. Salah satu insan pendidik yang dikukuhkan adalah Prof. Taufan Bramantoro sebagai Guru Besar bidang Ilmu Manajemen dan Kedokteran Gigi.

Prof. Taufan dikukuhkan di Aula Garuda Mukti Kampus MERR-C Universitas Airlangga pada Rabu (26/7/2023).

Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Taufan memaparkan potensi besar siwak dalam bidang kesehatan serta lingkungan.

Baca juga: Dosen UMM: Ini 10 Cara Mencegah Stroke

Dosen asal Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Unair itu resmi menjadi Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi aktif ke-40 dan Guru Besar ke-580 yang Unair miliki sejak berdiri.

Dia mengaku, pemakaian siwak sejak ribuan tahun lalu menandakan keefektifannya dalam membersihkan gigi.

Penelitian dari berbagai bidang juga, kata dia, menunjukan bahwa siwak memiliki kandungan bahan aktif serta memiliki potensi terdapat pengembangan berkelanjutan.

Sebagai sarana pembersihan gigi dari bahan alami, frekuensi pemakaian siwak bisa lebih sering dari pada sikat gigi pada umumnya.

Hal ini berimbas baik pada pengendalian kondisi dan stabilitas rongga mulut.

"Tentunya ini dapat menutup kesempatan bakteri di rongga mulut untuk aktif beroperasional, karena kondisi derajat keasaman rongga mulut yang lebih stabil," ucap dia dikutip dari laman Unair.

Dia mengaku, alat yang berasal dari dahan atau akar salvadora persica itu juga berdampak positif terhadap risiko pencemaran lingkungan yang biasanya dihasilkan oleh upaya promotif dan preventif kesehatan gigi.

Baca juga: Rekrutmen CPNS Dibuka September 2023, Cek 10 Jurusan Banyak Dicari

"Karena berbahan dasar alami, maka sampah dari siwak bersifat organik, bahkan dapat berpotensi menjadi penyubur tanah," ungkap dia.

Siwak dapat digunakan tanpa dibilas, karena tidak meninggalkan sisa zat berbahaya bagi tubuh.

Untuk itulah, siwak dapat menjadi solusi bagi daerah-daerah terpencil yang memiliki keterbatasan air bersih, alat, ataupun sarana kesehatan gigi.

Prof. Taufan memaparkan, perlu upaya lebih dalam memasyarakatkan siwak dan kebermanfaatannya.

Butuh integrasi dari berbagai pihak agar masyarakat mampu mengetahui fitur, fungsi, hingga keberlanjutan bagi peradaban kesehatan.

Baca juga: Rektor: Unair Akan Kukuhkan 7 Guru Besar Baru

"Untuk mewujudkan tagline gigi sehat, lingkungan pun ikut senang, mari sempurnakan dengan siwak karena gigi sehat adalah hak umat manusia," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com