Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Unair: 70 Persen Anak Indonesia Pernah Alami Kekerasan

Kompas.com - 24/07/2023, 16:10 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Dosen Ilmu Kesehatan Jiwa FK Unair, Dr. Yunias Setiawati mengatakan, permasalahan kekerasan seksual di Indonesia membutuhkan penanganan khusus.

Ada 70 persen anak di Indonesia pernah mengalami kekerasan baik dari luar dan dalam lingkungannya.

Baca juga: Rekrutmen CPNS Dibuka September 2023, Cek 10 Jurusan Banyak Dicari

Hal ini perlu adanya penyelesaian yang panjang, karena angka kekerasan seksual pada anak di Indonesia cukup besar.

Salah satu usia yang rentan mengalami kekerasan, yaitu pada usia di bawah 5 tahun.

"Kita harus menyelesaikan permasalahan ini agar tidak semakin berkepanjangan di masa mendatang karena dapat mengganggu keberlangsungan hidup dari sang anak," kata dia dikutip dari laman Unair, Senin (24/7/2023).

Dr. Yunias Setiawati menjelaskan, ada 2 jenis kekerasan seksual pada anak, yaitu secara langsung dan tak langsung.

Catcalling termasuk salah satu yang kerap terjadi di kalangan anak dan remaja.

Masyarakat kerap kali meremehkan catcalling, tapi hal tersebut berdampak besar bagi korbannya.

"Salah satu bentuk catcalling yakni melalui sapaan dengan tujuan tertentu. Sapaan tersebut mengandung makna lain. Hal tersebut yang harus kita hindari," ujar dia.

Baca juga: Lulus Masuk Universitas Brawijaya, Rafi Penuhi Janji Jalan Kaki 10 Km

Fenomena gunung es

Dia menyebut, semua orang rentan untuk mengalami kekerasan seksual baik perempuan dan laki-laki.

Sebagian besar dari korban mengalami fenomena gunung es, mayoritas dari korban enggan untuk melapor dan speak up atas kekerasan yang mereka alami.

Hal itu menjadi bahaya karena anak-anak akan merasa terancam jika mereka melapor kepada pihak luar atas kekerasan yang mereka alami.

Untuk itu, ini merupakan tugas kita untuk mengedukasi korban untuk tidak takut melapor.

Baca juga: Dosen UMM: Ini 10 Cara Mencegah Stroke

"Hal ini perlu adanya penanganan pertama untuk para korban agar rasa trauma berangsur menghilang. Lakukan deteksi dini pada anak jika dirasa hal yang mengganjal selama berkegiatan sehari-hari," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com