Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersama Sekolah Atasi Tantangan Pendidikan, Binus Gelar School Executive Excursion

Kompas.com - 19/07/2023, 07:00 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Sistem pendidikan yang baik merupakan kunci untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul. Pada nantinya, SDM unggul menjadi salah satu kunci kemajuan sebuah bangsa.

Kabar baiknya, Indonesia akan memiliki banyak SDM di era bonus demografi beberapa tahun ke depan, tepatnya pada tahun 2030 hingga 2040 mendatang. Bonus demografi adalah masa di mana jumlah penduduk usia produktif, yakni 15-64 tahun, akan lebih banyak dibanding usia non-produktif atau usia 65 tahun ke atas.

Hanya saja, melimpahnya SDM yang produktif tidak akan bisa produktif apabila tidak diimbangi dengan kualitas.

Baca juga: Tawarkan Biaya Kuliah Bersubsidi, Binus Dirikan Satu University

Rektor Binus University, Prof Harjanto Prabowo mengatakan, Indonesia harus bisa memanfaatkan era bonus demografi dengan menyiapkan sistem pendidikan yang lebih baik. Dengan begitu, Indonesia akan memiliki SDM unggul seperti yang ditargetkan dalam visi Indonesia 2045 Berdaulat, Adil dan Makmur.

“Bonus demografi bisa jadi hanya datang satu kali, kita harus bisa memanfaatkan momen ini,” ujarnya dalam knowledge sharing bersama 76 Kepala dan Wakil Kepala SMA dari berbagai wilayah di Indonesia, Senin (17/7/2023).

Untuk bisa mewujudkan sistem pendidikan yang lebih baik, lanjut Prof Harjanto, diperlukan kolaborasi. Untuk itu, Binus University menggandeng setidaknya 250 SMA di Indonesia untuk mencari solusi atas tantangan-tantangan yang terjadi di sekolah melalui kegiatan School Executive Excursion (SEE) yang digelar setiap tahun.

“Kita percaya kalau Binus tidak dapat maju sendiri, tahun 2011 kita mulai komunikasi lebih intens dengan sekolah dan membuat BULC (Binus University Learning Community). BULC kegiatannya macam-macam. Intinya bagaimana bersama sekolah maju bersama. Nah, di dalamnya (BULC) ada kegiatan bernama SEE ini,” ujar Prof Harjanto.

Selama SEE, lanjut dia, Binus mengajak pimpinan sekolah maupun pendidik untuk berkunjung ke negara lain guna melihat sistem pendidikan di negara tersebut, atau melakukan kunjungan industri, sekaligus diskusi untuk meningkatkan kemampuan leadership pendidik.

Baca juga: Pintar Saja Tidak Cukup, Mahasiswa Harus Miliki “Skill” dan Karakter

Saatnya sekolah berinovasi

Tahun 2023, SEE yang digelar di Hong Kong pada 15-19 Juli 2023 mendapati sejumlah tantangan yang dihadapi para pemimpin sekolah maupun guru. Beberapa diantaranya ialah bagaimana guru beradaptasi dengan kurikulum baru, mengimbangi kemajuan teknologi yang kian pesat, persaingan dengan kompetitor, hingga budaya instan.

Sebagai upaya mencari solusi, Prof Harjanto memberikan sejumlah praktik baik yang dilakukan Binus University untuk menghasilkan lulusan unggul, yang tidak hanya memiliki kemampuan akademik, tetapi juga memiliki karakter dan keterampilan sosial.

Untuk mewujudkannya, menurut Prof Harjanto mengatakan Binus University memiliki Program 2+1+1. Program tersebut memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk merasakan pengalaman kuliah di kampus asal selama 2 tahun, lalu 1 tahun kuliah di kampus Binus di kota lain, dan 1 tahun mengambil salah satu dari 7 program enrichment.

“Masuk Binus bisa pilih (jurusan) computer science maka major-nya itu, tetapi ada peminatan sesuai bidang yang ingin didalami, jadi mahasiswa memiliki kompetensi di luar kompetensi utamanya,” ujar Prof Harjanto.

Tidak hanya itu, mahasiswa juga dituntut aktif dalam kegiatan di luar akademik, seperti organisasi mahasiswa, mengikuti seminar, kegiatan sosial hingga kegiatan volunteer.

Baca juga: Kisah Hatta, Siswa SMA Raih Medali Olimpiade Ekonomi Lawan 66 Negara

Kepala SMA Islam Al Azhar BSD, Mochamad Mukrim.Dok. KOMPAS.com/AYUNDA PININTA KASIH Kepala SMA Islam Al Azhar BSD, Mochamad Mukrim.

Manfaat SEE 2023 dirasakan betul oleh para peserta, salah satunya bagi Kepala SMA Islam Al Azhar BSD, Mochamad Mukrim.

Ia mengatakan, masa depan penuh ketidakpastian, sehingga pemimpin sekolah dan pendidik dituntut untuk memberikan pelayanan pendidikan yang visioner dalam menyongsong generasi emas 2045.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com