Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UM Surabaya: Ini 5 Cara Cegah Anak "Speech Delay"

Kompas.com - 31/05/2023, 15:30 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Orangtua harus peka akan keterlambatan bicara atau speech delay pada anak-anak.

Speech delay pada anak dikarenakan faktor internal hingga faktor eksternal.

Faktor internal berhubungan dengan jenis kelamin, keturunan atau genetik, dan fisik anak berupa malfungsi neurogis.

Sementara faktor eksternal lebih berkaitan dengan jarak kelahiran, sosial ekonomi, tingkat pendidikan, dan stimulasi oleh orangtua atau pengasuh.

Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Sri Lestari menyebut untuk mengevaluasi anak dengan gangguan bicara, orangtua tidak boleh melakukan diagnosa sendiri dan perlu berkonsultasi pada ahli.

Baca juga: Indonesia Urutan Ke-3 Fatherless Country, Psikolog UGM Sebut 5 Dampaknya

Namun, keanehan atau red flag dalam perkembangan bahasa sejak anak usia bayi, seperti tidak respon ketika dipanggi umur 6 bulan dapat menjadi skrining awal bagi orang tua.

"Apalagi jika dilihat data di Indonesia yang di rilis Kemenkes pada 2015, angka keterlambatan bicara pada anak di Indonesia termasuk tinggi berada pada angka 68 persen. Tentu saja penting bagi orang tua untuk memantau keterlambatan perkembangana anak karena kelalaian sekecil apapun dapat mengakibat berdampak pada afektif, kognitif maupun kemampuan bersosialisasi di kemudian hari," kata Tari dilansir dari laman UM Surabaya.

Menurutnya, pada konteks faktor eksternal, stimulasi dari orangtua atau pengasuh mengambil peranan yang sangat penting.

Jadi, orangtua bisa mencegah speech delay atau lambat bicara dengan melakukan beberapa hal di bawah ini.

1. Beri perhatian

Salah satu hal yang mencegah anak speech delay adalah memberi perhatian dan ajak anak berkomunikasi dua arah.

Komunikasi dua arah penting dilakukan oleh orangtua sejak anak masih bayi, bahkan masih dalam kandungan.

Melakukan komunkasi dua arah berarti orangtua selalu merespon bubling atau ocehan anak dengan memandang mata mereka dan kata-kata.

"Dengan begitu bayi atau anak-anak merasa diperhatikan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perhatian yang ditujukan orang tua pada anak ketika berkomunikasi dengan mereka justru menjadi faktor yang signifikan berpengaruh pada perkembangan mereka," tegas dia.

Baca juga: Dosen UM: Ini 8 Jenis Buah yang Cegah Gigi Rusak

2. Jangan gunakan bahasa cadel

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com