Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AII dan Apindo Berkomitmen Memajukan Riset di Indonesia

Kompas.com - 16/05/2023, 18:49 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi BS Sukamdani dan Ketua Umum Asosiasi Inventor Indonesia (AII) Prof. Didiek Hadjar Goenadi berkomitmen untuk memajukan hasil riset di Indonesia.

Komitmen ini mengemuka dalam webinar bertajuk "Sosialisasi Invensi Layak Komersialisasi dari GRS BPDPKS" yang digelar hibrida di Jakarta, pada Selasa 16 Mei 2022.

"Pemerintah sebenarnya memberi tax deduction bagi industri yang ingin komersialisasi hasil riset, tetapi dengan syarat harus sudah paten. Inilah yang jadi kendala," ungkap Hariyadi Sukamdani.

Karena itu, Hariyadi mengaku senang bisa berkolaborasi dengan AII, di mana semua anggotanya adalah inventor yang telah memiliki paten.

"Jika kita mau mengembangkan teknologi, sekarang sudah bisa tanya ke AII apakah ada riset patennya. Jadi, kita gak mulai penelitian dari bawah," jelasnya.

Ia mengakui banyak pengusaha yang lebih suka beli teknologi dari luar negeri, karena lebih praktis ketimbang memulai sendiri. Meski mereka tahu, cara seperti itu tidak bagus untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Tanah Air.

"Semoga kedepan, Apindo dan AII yang didukung Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dapat bekerja sama dalam hilirisasi hasil riset untuk kesejahteraan bangsa," harapnya.

Kerja sama mahasiswa dan peneliti

Direktur Penyaluran Dana, BPDPKS, Zaid Burhan Ibrahim menyambut rencana kerja sama tersebut. Karena pihaknya memiliki banyak riset dari Program Grand Riset Sawit (GRS), hasil kerja sama dengan mahasiswa, peneliti atau inventor dari perguruan tinggi maupun lembaga penelitian.

"Sejak Program GRS diluncurkan pada 2015 hingga 2023, ada lebih dari 200 hasil riset yang siap dihilirisasi. Dari jumlah itu, riset yang sudah punya paten ada 50 judul," ujar Zaid.

Baca juga: UAD Jadi PTS Terbaik Indonesia Versi Scimago Kategori Penelitian

Terkait bidang penelitian, Zaid Burhan menyebutkan, antara lain bioenergi ada 50 judul riset, budidaya sawit dan turunannya ada 34 judul, pangan dan kesehatan 25 judul, dan lingkungan 74 judul.

"Hasil riset GRS ini bisa dimanfaatkan industri untuk komersialisasi. Tahun lalu, ada 7 judul riset GRS yang sudah kontrak dengan industri untuk hilirisasi," ujar Zaid seraya menegaskan BPDPKS adalah lembaga milik negara dibawah kewenangan Kementerian Keuangan.

Ajakan Ketua Umum Apindo untuk berkolaborasi pun disambut hangat Ketua Umum AII, Prof Didiek. Apalagi anggota AII adalah pemilik invensi, sehingga hal itu memenuhi syarat bagi industri untuk mendapat tax deduction jika ikut mengembangkan riset di Tanah Air.

"Tahun ini, ada 17 judul riset dalam Program GRS yang dinilai layak oleh komite riset AII untuk dikomersialisasikan. Semoga invensi itu menarik perhatian industri untuk dikembangkan lebih lanjut," ujar Prof Didiek.

Prof Didiek mengungkapkan, kendala para inventor dalam proses komersialisasi produk adalah berhenti di TRL 7, sementara industri atau investor maunya kerja sama jika hasil penelitian sudah TRL 8-9.

Baca juga: Bangun Budaya Penelitian, SMA Santa Laurensia Raih Medali Ajang ICYS 2023

"Karena itu, AII membantu para inventor agar tidak terjadi lagi 'syndrome of the death valley' atau lembah kematian. Hasil invensi itu akan kami tawarkan ke industri," ujarnya.

Prof Didiek menyebut, 17 judul riset GRS yang layak komersialisasi sudah bisa diakses melalui website AII. Jika tertarik tinggal mengontak nomor telepon yang ada untuk ditindaklanjuti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com