Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Tips Ajari Anak Kelola THR Lebaran ala Dosen Ekonomi UM Surabaya

Kompas.com - 29/04/2023, 19:16 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Saat lebaran, tradisi memberikan angpau atau tunjangan hari raya (THR) banyak dinantikan oleh beberapa orang dewasa hingga anak-anak.

Selain sudah menjadi tradisi di Indonesia, memberikan THR akan mengajarkan anak belajar makna memberi dan menerima dengan tulus.

Ketika anak mendapatkan angpau THR, orangtua perlu mengajarkan cara mengelola agar anak tidak boros.

Baca juga: Dosen UM Surabaya: Ini 5 Tips Cegah Obesitas Usai Lebaran

Dosen Ekonomi Syariah UM Surabaya Fatkur Huda membagikan tips kepada orangtua cara agar mengajari anak kelola THR lebaran dengan bijak agar tidak habis sia-sia.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah memahamkan akan kebutuhan dan keinginan.

Cara yang perlu dilakukan adalah memberikan pemahaman kepada anak tentang konsep kebutuhan dan keinginan, hal ini untuk membantu anak agar dapat mengelola angpau THR sebagaimana kebutuhan yang prioritas.

"Cara ini sudah dapat diajarkan kepada anak kita yang memasuki usia 4-6 tahun," kata dia mengutip laman UM Surabaya, Sabtu (29/4/2023).

Hal ini bukan tidak mungkin, anak sudah mulai dapat diajak berdiskusi tentang apa yang harus dibeli sebagai kebutuhan atau hanya sebagai sebuah keinginan saja.

Contoh tentang alokasi untuk kebutuhan sekolah mereka, yang sifatnya menunjang pembelajaran.

Kedua, mengajarkan pengelolaan keuangan yang produktif. Mendapat uang angpau tentu akan menjadikan anak kita semakin konsumtif. Sebab uang yang didapat dianggap sebagai sebuah bonus.

Bagi anak yang sudah memasuki usia sekolah dasar usia 7-12 tentu dapat diarahkan untuk belajar produktif dalam mengelola keuangan.

Hal ini dimaksudkan agar angpau THR yang diterima tidak habis dalam waktu sekejap.

Baca juga: 10 Kampus Punya Jurusan Ilmu Komputer Terbaik di Indonesia, Ada 3 PTS

Menurut Fatkur, anak di usia ini sudah dapat diarahkan untuk bisa membelanjakan uangnya ke arah yang produktif seperti menabung maupun investasi jangka pendek, maupun mengajak mereka untuk belajar berwirausaha.

"Pada anak usia ini tentu kita harus mendampinginya untuk menentukan tujuan daripada investasi maupun usaha yang dilakukan, agar di kemudiaan hari dapat dilakukan sebuah evaluasi," ucap dia.

Baca juga: Rekomendasi 5 Kampus Luar Negeri untuk Jurusan Teknik

Ketiga, mengajarkan untuk melakukan belanja dengan bijak. Memasuki usia sekolah menengah pertama (usia 13-15 tahun) maka perlu pendekatan yang lebih dewasa, anak seusia ini sudah memiliki pilihan yang akan dilakukan dalam setiap belanja.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com