Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bolehkah Orangtua Menangis di Depan Anak? Kenali Sisi Positif dan Negatifnya

Kompas.com - 08/07/2022, 19:53 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Senang, sedih, ataupun kecewa merupakan ragam bentuk emosi yang akan selalu hadir dalam hidup manusia. Termasuk setelah menjadi orangtua.

Menjadi orangtua tentu tak lepas dari proses belajar yang berkelanjutan. Dalam setiap langkah, orangtua akan selalu menemukan tantangan, kebahagiaan, kekhawatiran dan bahkan rasa haru dalam pendampingan tumbuh kembang anak.

Sayangnya, mengungkapkan emosi seperti bersedih atau menangis kerap dianggap negatif dan pantang dilakukan di depan anak-anak. Ditakutkan, akan berdampak negatif pada diri anak. Benarkah demikian?

Menjelaskan siatuasi ini, pendidik sekaligus Wakil Kepala Rumah Main Cikal, Ainul Yaqin menjelaskan bahwa menunjukkan kesedihan di hadapan anak ada sisi positif dan juga sebaliknya.

Baca juga: Terkenal Disiplin, Begini Cara Orangtua Jepang Mendidik Anak

Ia mengatakan, keberanian orangtua untuk terlihat sedih atau menangis di depan anak dapat menjadi salah satu peluang memperkenalkan anak pada beragam bentuk emosi manusia.

Anak akan belajar bahwa mengalami momen bersedih merupakan situasi yang manusiawi dan wajar. Tak perlu berpura-pura untuk terlihat baik-baik saja.

Namun, ketika orangtua menunjukkan rasa sedihnya di hadapan anak, Iqin menyarankan agar orangtua memberikan penjelasan terkait kesedihan tersebut. Bahkan, ketika anak tidak menanyakannya.

Dari titik itu, anak akan belajar berempati dan memahami cara mengekspresikan diri dari nilai dan makna yang disampaikan orangtua.

“Anak akan belajar berempati jika kita berikan penjelasan tentang kesedihan maupun tangisan yang kita perlihatkan. Jika tanpa diberikan penjelasan maupun ajakan untuk berdiskusi, maka anak akan berusaha untuk menyimpulkan sendiri apa yang ia lihat tanpa kontrol orangtua. Diskusi maupun penjelasan yang disampaikan oleh orangtua merupakan kesempatan untuk menanamkan nilai moral maupun nilai keluarga yang ingin dimiliki oleh anak,” jelas Iqin dalam keterangan resmi Sekolah Cikal.

Baca juga: Tanpa Hukuman, Ini Cara Sukses BPK Penabur Latih Kedisiplinan Siswa

Selain mengenalkan beragam emosi, mengekspresikan perasaan sedih di hadapan anak juga dapat menumbuhkan rasa empati dalam diri anak.

Namun, apabila orangtua menunjukkan rasa sedih yang berlebihan atau kurang terkontrol dalam mengekspresikannya, anak justru dapat merasa tidak aman.

“Jika alasan bersedih yang orangtua hadapi disampaikan dengan penjelasan yang tidak tepat, atau berulang-ulang menunjukkan kesedihan dan tangisan di depan anak, maupun berlama-lama hingga menangis histeris, akan berpotensi membuat anak semakin merasa tidak aman dengan lingkungannya," jelas Iqin.

Ekspresi sedih dan menangis berlebihan juga berpotensi membuat anak menyalahkan dirinya jika kesedihan orangtua berhubungan dengan hal-hal yang dilakukan oleh anak.

"Yang kemudian akan berdampak pada penilaian diri yang negatif,” tutur Iqin.

Baca juga: 7 Tanda Anak Cerdas dan Berpotensi Punya IQ Tinggi

Iqin menyimpulkan, orangtua perlu memahami bahwa bersedih di hadapan anak adalah hal yang wajar sebagai manusia.

Namun, orangtua juga perlu memahami bahwa memberikan pesan dan makna mengenai kesedihan juga perlu dilakukan orangtua dengan cara yang tepat, sesuai dengan pemahaman anak.

"Ini akan memberikan pelajaran dan nilai bermakna bagi proses pengembangan diri anak dan perkembangan emosinya dengan baik," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com