Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Pentingnya Keterlibatan Orangtua dalam Pendidikan Anak

Kompas.com - 30/05/2022, 15:24 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Didikan keluarga memiliki peran penting terhadap tumbuh kembang karakter anak. Pasalnya, keluarga merupakan lingkungan terkecil, terdekat, serta menjadi lingkungan yang paling didengar dan dijadikan contoh bagi anak-anak.

Indra Dwi Prasetyo, praktisi pendidikan sekaligus Direktur di Pijar Foundation serta Co-Chair Y20 Indonesia 2022 mengatakan, keluarga selalu memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak, termasuk dalam hal pendidikan.

Terdapat pepatah yang sering didengar bahwa pendidikan pertama kali terjadi di kamar tidur anak, bukan di ruang kelas.

Pendidikan mengenai kepemimpinan, misalnya, didapatkan anak ketika ia melihat ayahnya bekerja dan memimpin keluarga. Sama halnya mengenai nilai-nilai kasih sayang, kelembutan dan menghargai sesama, justru didapatkan oleh sang anak jauh sebelum mereka mengenal abjad, melainkan melalui ibunya,” ujarnya seperti dilansir dari laman Direktorat SD Kemendikbud.

Baca juga: Belajar dari Orangtua Jepang Cara Menanamkan Disiplin pada Anak

Peran keluarga dalam pendidikan anak jauh lebih lama dari ruang-ruang kelas formal seperti SD, SMP, SMA dan universitas. Pendidikan sepanjang hayat ini memainkan peranan sentral dalam tumbuh kembang anak, mulai dari ia kecil, remaja hingga dewasa.

Menurut Indra, terdapat ciri khas tersendiri dalam pendidikan di Indonesia. Salah satunya terlihat dari banyaknya orang tua Indonesia yang melakukan “pengajaran”, jauh sebelum anak lahir.

Ketika masih di dalam kandungan, para calon orang tua kerap kali mendongeng atau mendoakan si anak dengan doa-doa yang baik. Afirmasi positif tersebut dapat dilihat sebagai ajang persiapan orang tua menjadi pendidik sebelum melahirkan anaknya.

“Ketika sang anak lahir, orang tua Indonesia berperan sebagai “norm setter” bagi si anak dengan cara mengajarkan mereka nilai-nilai dan kearifan yang tidak hanya terdapat di Indonesia secara umum, namun juga yang keluarga tersebut anut. Nilai dan norma spesifik seperti itu, sekali lagi, sulit untuk mereka dapatkan di bangku-bangku kelas nantinya. Nilai dan norma tersebut bermanfaat menjadi kompas bagi si anak ketika ia remaja maupun dewasa,” tutur Indra.

Baca juga: Orangtua, Ini Dampak Bila Sering Memarahi Anak Saat Belajar

Kenyataannya, masih banyak keluarga yang tidak memahami betapa pentingnya peran keluarga dalam pendidikan anak-anaknya. Ada yang acuh, ada juga yang memang benar-benar tidak mengetahui cara mendukung pemenuhan pendidikan bagi anak-anaknya.

Oleh karena itu, Indra menyampaikan setidaknya ada tiga pendekatan cara keluarga dalam mendorong atau mendukung pendidikan anak-anaknya.

Pendekatan pertama adalah fase anak-anak masih kecil. Orang tua memiliki peran sebagai pemimpin bagi si anak. Hal ini berarti, tindak dan tutur orang tua akan sepenuhnya ditiru oleh sang anak. Oleh karenanya, fase ini substansial dalam membentuk kepribadian anak di awal.

Setelah melewati fase pertama, orang tua akan melewati fase kedua, yakni ketika anak-anak menginjak remaja. Di fase ini, keluarga bukan hanya berperan sebagai pemimpin, namun juga “teman” bagi si anak.

Perlu kesadaran dari orang tua bahwa si anak sudah memiliki sedikit otoritas untuk membuat keputusan-keputusan, walau tidak semua dalam hidupnya. Hal terpenting, kedekatan keluarga terhadap anak sangat penting dalam fase ini.

Terakhir, fase ketiga ketika anak sudah menginjak dewasa. Pada fase ini, orang tua bertindak sebagai “observer” dalam kehidupan si anak, sehingga peran keluarga sebagai pusat konsultatif atau ruang bertanya ketika diperlukan.

Baca juga: 7 Tanda Anak Cerdas dan Berpotensi Punya IQ Tinggi

“Di fase ketiga ini, anak sudah memiliki otoritas untuk menentukan pilihan-pilihan di dalam hidupnya. Penting untuk diingat bahwa fase pertama dan fase kedua akan berpengaruh terhadap pilihan-pilihan yang akan mereka lakukan di fase ketiga ini. Secara prinsipal, keluarga memainkan peranan kunci dalam tumbuh kembang anak,” kata pria lulusan Master of Education di Monash University Australia ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com