Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Varian Omicron Naik, Perguruan Tinggi Harus Kembali Kuliah Online

Kompas.com - 16/02/2022, 20:44 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Kasus covid-19 varian Omicron yang terus meningkat, memaksa perguruan tinggi kembali menggelar kuliah secara online (daring).

Walaupun demikian, tak sedikit kampus yang masih merasa ragu, karena kuliah online tak semudah yang dibayangkan.

Baca juga: Dibuka Mulai Hari Ini, LTMPT: Berikut Cara Daftar SNMPTN 2022

Untuk itu, Staf Ahli Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Mohamad Nasir mengajak kampus untuk segera menghancurkan tembok penghalang kesulitan pembelajaran daring.

Kuliah online, sebut dia, tidak bisa ditunda karena pertaruhannya bukan hanya tentang kesehatan, tapi juga perkembangan teknologi.

Menurut dia, jika bisa mempercepat kuliah online, digitalisasi, serta mengintegrasikan seluruh sistem informasi di perguruan tinggi, maka bisa menyelesaikan masalah besar perguruan tinggi.

"Itu juga bisa menghindari penyebaran virus, menghadirkan akses yang inklusif, serta menghadirkan pendidikan yang berkualitas untuk semua," kata Nasir dalam keterangan resminya yang diperoleh dari komunitas Sevima, Rabu (16/2/2022).

Mantan Menristekdikti ini mengaku, momentum pandemi covid-19 ini menjadi blessing in disguise (berkah tidak terduga) jika kita bisa manfaatkan untuk kemajuan pendidikan.

Dia mengaku, dua tahun belakangan ini, pandemi memang telah mengharuskan perkuliahan secara online.

Baca juga: SBMPTN 2022, Berikut Cara Registrasi Akun LTMPT Siswa dan Syaratnya

Sayangnya, kata dia, kesulitan terus dihadapi kampus karena perkuliahan secara online dianggap sebagai Distance Learning (perkuliahan dengan jarak).

Alhasil, cara mengajarnya sama persis dengan ketika kuliah dilakukan secara offline, tapi medianya saja dipindahkan secara online.

"Cara mengajarnya masih sama seperti menggunakan papan tulis. Mahasiswa datang, dosen datang, di waktu yang sama, mendengarkan materi di jam yang sama, melihat layar berjam-jam sampai ada keluhan matanya terasa pedih. Ini bukan kuliah online, ini hanya memindahkan kuliah dengan media komunikasi," jelasnya.

Kuliah online harus bisa terintegrasi

Percepatan, lanjut Nasir, nantinya perlu dilakukan dengan cara menerapkan kuliah online yang terintegrasi.

Itu juga bisa disebut sistem Learning Management System (LMS).

Dengan sistem LMS, dosen bisa berbagi materi, menyelenggarakan kuis dan ujian, serta merekap nilai dan melaporkannya, dalam sekali klik.

Baca juga: Unesa Akan Terima 11.105 Mahasiswa Baru 2022, Kuota Terbanyak SBMPTN

Bahkan tidak menjadi soal, jika dosen dan mahasiswa tidak ketemu di waktu yang sama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com