Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Psikolog Universitas Brawijaya Beri 5 Tips agar Vaksinasi Anak Lancar

Kompas.com - 16/12/2021, 09:43 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun sudah mulai dilakukan sejak Selasa (14/12/2021).

Orangtua dapat mempersiapkan semua kebutuhan anak sebelum dilakukan vaksin agar prosesnya berlajan lancar. Untuk itu, Dosen Psikologi Universitas Brawijaya (UB), Ari Pratiwi memberikan tips agar vaksinasi untuk anak berjalan lancar.

Gunakan istilah imunisasi

Ia menyarankan untuk vaksin covid-19 pada anak usia 6-11 tahun dibahasakan dengan imunisasi. Dengan memberikan pemahaman sama seperti imunisasi yang lain menurut Ari Pratiwi kondisi anak tidak akan terlalu resah sebelum menjalani vaksinasi Covid-19.

“Mereka ini kan usia SD jadi pada umur ini kan ada beberapa imunisasi yang dilakukan. Dan mereka sudah cukup tahu tentang hal ini,” ucapnya, dari rilis FISIP UB yang telah diterima.

Baca juga: Orangtua, Ini Dampak Bila Sering Memarahi Anak Saat Belajar

Tiru orangtua yang sudah vaksin

Pada usia 6-11 tahun peran orangtua masih besar. Menurut Ari Pratiwi, anak anak akan lebih mudah diberitahu karena orangtua yang sebelumnya sudah menjalani vaksinasi.

“Di usia ini kan paling mudah meniru. Jadi kalau orang tua sudah vaksin dan tidak ada gejala KIPI anak tak akan takut,” ungkap alumni Universitas Indonesia ini.

Dengan role model dari orangtua yang sudah menjalani vaksin, Ari Pratiwi yakin anak akan menjalani dengan senang hati proses vaksinasi.

Berikan pengetahuan lewat dongeng

Kondisi akan berbeda jika orangtua belum vaksin karena kondisi tertentu yang menyebabkan tak bisa melakukan vaksinasi. Jika ada kondisi ini, Ari Pratiwi menganggap orangtua perlu mengenalkan anak pada virus corona.

Baca juga: 7 Tanda Anak Cerdas dan Berpotensi Punya IQ Tinggi

“Seandainya tidak tahu Corona seperti apa kenalkan dengan buku edukasi tentang Corona. Jelaskan vaksin itu apa, vaksin mampu cegah penyakit sehingga harus disuntik. Berikan hal hal baik tentang vaksin,” katanya. Tak hanya itu, menceritakan proses vaksinasi kepada anak melalui dongeng juga bisa dilakukan.

“Usia SD yang kecil seperti kelas 1, 2 atau 3 bisa melalui dongeng atau film kartun. Bisa ceritakan misal kita mau masukkan tentara ini dalam jarum suntik yang nantinya bisa melindungi tubuh,” imbuh Ari Pratiwi.

Buat anak tidak stres

Sebelum anak melakukan vaksinasi, kondisi anak dipastikan nyaman. Ari Pratiwi menyebut jika proses vaksinasi dijalankan bersama teman teman sekolah maka kondisinya akan lebih mudah.

“Harus tetap ciptakan suasana yang nyaman. Apalagi kalau vaksinnya ramai ramai sama temannya. Saat imunisasi mereka juga bersama sama, antri bersama. Ini akan meredakan stres,” tutur dosen yang juga konselor di layanan konseling mahasiswa UB ini.

Baca juga: Siswa SD Usia 6-11 Tahun Bisa Vaksin Sinovac, Ini Rekomendasi IDAI

Namun yang paling penting menurut Ari adalah pesan dari orangtua sebelum anak menjalani vaksin. “Berikan pesan pesan seperti pemberani sebelum mereka menjalani vaksin. Dan saat pulang berikan anak anak kita reward karena sudah menjalani vaksin,” sambungnya.

Antisipasi terjadi KIPI

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) harus diantisipasi sejak awal oleh orangtua. Ari Pratiwi menjelaskan anak anak perlu dikurangi tingkat kecemasan salah satunya mengurangi informasi tentang KIPI yang menyebabkan meninggal.

Kemudian yang juga penting kata Ari Pratiwi adalah meyakinkan anak agar tetap mau menjalani vaksin dosis kedua.

“Kalau untuk usia 6-11 tahun kita belum tahu akan menjalani berapa dosis. Kalau anak saya kemarin usia 13 vaksin pertama aman vaksin kedua merasa ngilu dan demam. Misal usia 6-11 tahun ini juga dua dosis maka harus dijaga jangan sampai trauma untuk vaksin kedua,” jelasnya.

Ia meminta orangtua bisa menjaga psikologis anak-anak. "Misal bisa bilang tentaranya lagi perang jadi tidak apa apa sakit sedikit tapi selanjutnya akan lebih terjaga badannya. Berikan sugesti positif,” imbuh Ari.

Orangtua juga perlu menyiapkan obat seperti Paracetamol. Memberikan pemahaman jika misal badan hangat juga tidak apa apa. “Orangtua juga kalau sudah tahu tanggal berapa anak akan vaksin harus jaga kondisi fisik anak. Jaga mood-nya saat hari H,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com