Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dijuluki Ibu Anak Jalanan, Alumnus Unair Ini Masuk 80 Pemimpin Strategis Dunia

Kompas.com - 23/11/2021, 17:07 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Universitas Airlangga (Unair) patut berbangga hati. Pasalnya, salah satu alumnus FISIP Unair bernama Yuliati Umrah masuk daftar 80 Pemimpin Strategis Dunia.

Namanya muncul mewakili Indonesia berjajar dengan Menteri Keuangan RI Sri Mulyani dalam pengumuman yang dirilis Bureau of Educational and Cultural Affairs.

Ternyata, Yuliati yang kerap mendapat julukan sebagai ibu dari anak-anak jalanan ini telah lama berkecimpung sebagai aktivis Indonesia. Tentu ia memperjuangkan kesetaraan gender, perlindungan dan pemberdayaan anak-anak.

Baca juga: Cara Atasi Hidung Tersumbat dari Dosen FK Unair

Perjuangan itu yang membuka jalan Yuliati. Ia dipilih oleh Pemerintah Amerika Serikat sebagai salah satu anggota International Visitor Leadership Program (IVLP).

Menurut Yualiati, Pemerintah Amerika Serikat memilih Kedutaan dan Kontrol Konsulat memilih tokoh-tokoh yang dianggap sebagai pemimpin atau pemimpin alternatif di komunitas maupun institusi pemerintah.

"Saya mengikuti program ini (IVLP, Red) di tahun 2016 Bulan Februari sampai April," ujarnya seperti dikutip dari laman Unair, Selasa (23/11/2021).

Dijuluki ibu anak jalanan

Lantas, kenapa Yuliati dijuluki ibu dari anak jalanan? Ternyata, pada 1998, Yuliati bersama empat mahasiswa FISIP lain mendirikan organisasi sosial bernama Yayasan Arek Lintang (Alit) di Surabaya.

Hingga 23 tahun berlangsung, kini Alit telah memiliki delapan kantor cabang di delapan kabupaten/kota di tiga provinsi.

Baca juga: Siswa, Ini 3 Keahlian yang Harus Dimiliki Pemimpin

"Program-program kami telah diakses oleh banyak masyarakat di seluruh Indonesia. Bahkan sejumlah lembaga donor dan lembaga internasional turut mengakses beberapa modul yang kami ciptakan," terangnya.

Adapun salah satu program terbaru yang Yuliati gagas ialah Dewa Dewi Rama Daya. Yang merupakan singkatan dari desa wisata agro desa wisata industri ramah anak dan berkebudayaan.

Dijelaskan, program itu selain mendukung Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2019 Tentang Pemulihan Ekonomi sekaligus menggemakan bahwa industri pariwisata harus tetap ramah anak. Program itu telah berjalan dan memasuki 12 desa di 3 Provinsi.

Tak heran sederet penghargaan terus ia terima. Salah satunya, gelar Entrepreneur of the Year oleh Ernst & Young yang tersemat padanya 2012 lalu.

Yuliati juga pernah didapuk sebagai salah satu dari dua alumni Indonesia terbaik IVLP pada 2020.

"Saya juga turut menyumbangkan dua pasal dalam perumusan International Child Protection Law yang diinisiasi oleh Johns Hopkins University Amerika Serikat pada 2005 dan 2010. Terutama mengenai perlindungan anak-anak dari pekerja-pekerja domestik," ungkapnya.

Nantinya, dua tahun lagi, genap 25 tahun perjuangan Yuliati bersama Alit. Ia berharap dapat menyelesaikan tugasnya sebagai Direktur Eksekutif dan segera pensiun.

Baca juga: Akselerasi Kebutuhan Pemimpin dengan Kelincahan Belajar

Meski demikian, ia ingin terus mengembangkan diri terutama di dunia pendidikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com