Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Growth Center
Powered by Kompas Gramedia

Sebagai bagian dari KOMPAS GRAMEDIA, Growth Center adalah ekosistem solusi yang memfasilitasi pertumbuhan organisasi dan individu untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka. Growth Center hadir untuk menjadi teman bertumbuh dalam mempercepat pertumbuhan dan transformasi melalui solusi sumber daya manusia berbasis teknologi yang teruji secara saintifik berdampak.

Kami meningkatkan pertumbuhan para individu melalui proses siklus yang berkelanjutan dari menemukan jati diri (discovery) hingga menyediakan pengembangan (development) yang diperlukan. Semua ini hadir dalam produk kami, Kognisi Discovery dan Kognisi Development untuk memfasilitasi individu untuk mengenal dirinya sendiri dan berkembang sesuai dengan keunikan (idiosyncrasy) mereka.

Silakan kunjungi situs kami www.growthcenter.id dan info kolaborasi lebih lanjut bisa kirim surel ke info@growthcenter.id.

 

Menjadi Support System untuk Anak yang Sedang Berduka

Kompas.com - 11/11/2021, 11:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Jihan Aulia Zahra (*)

KOMPAS.com - Kematian memang tidak dapat dihindari. Setiap harinya, kematian merenggut jiwa-jiwa yang telah hidup. Perasaan duka tidak bisa dihindari bagi siapapun orang yang merasa ditinggalkan. Tidak terkecuali anak-anak yang belum mengerti dengan jelas bagaimana rasa berduka.

Berbeda pada orang dewasa, anak-anak memiliki kemampuan terbatas untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran ke dalam kata-kata dan cenderung menunjukkan perasaan dengan perilaku daripada kata-kata.

Lalu bagaimana respon terhadap perasaan berduka dan kehilangan untuk anak-anak? Dikutip dari Young Minds dan Child Bereavement UK, organisasi di bidang kesehatan mental yang berbasis di Inggris, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi anak yang sedang berduka dan merasa kehilangan.

1. Pahami bahwa respon setiap anak berbeda-beda

Sama halnya dengan respon orang dewasa ketika berduka, anak-anak memiliki respon yang berbeda-beda dalam memaknai duka dan kehilangan. Ada anak yang menangis terus menerus karena orang yang selama ini ada di sisinya mendadak menghilang.

Ada anak yang ketakutan bertemu dengan orang baru. Ada yang tidak bisa tidur dan berkonsentrasi. Bahkan ada juga yang tidak bereaksi sama sekali karena anak-anak di bawah enam tahun tidak mengerti bahwa kematian itu permanen.

Pahami bahwa setiap anak memiliki reaksi yang berbeda-beda. Akan lebih membantu untuk mengingat bahwa normal bagi anak-anak untuk merasakan dan mengalami hal-hal ini setelah kehilangan, terutama jika mereka kehilangan seseorang yang dekat dengannya.

Baca juga: Dorong Minat Sains Anak, Gramedia Gelar Kompetisi Eksperimen Bahan Daur Ulang

2. Berikan informasi yang jujur dan jelas

Tentunya, hal ini harus dilakukan sesuai dengan mempertimbangkan usia anak. Jika anak-anak yang belum dapat berbicara dan mengerti tentang rasa kehilangan, berikan sounding apabila mereka mencari orang yang dimaksud bahwa ia telah pergi atau sedang tidak dapat menemani mereka.

Kata-kata yang digunakan pun haruslah jelas dan tidak rumit dimengerti. Misalnya, gunakan kata “meninggal” dibandingkan dengan “meninggal dunia”.

Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan gambar, buku cerita, mainan, dan permainan lainnya untuk menjelaskan apa yang telah terjadi dan bagaimana perasaan mereka.

Dilansir dari Better Health, sulit memang menjelaskan apa itu kematian. Tetapi, penting untuk mereka ketahui tentang apa yang telah terjadi. Apalagi, anak-anak memiliki sifat penasaran. Berterus terang dengan apa yang terjadi akan mempermudah mereka.

Jika kamu merasa tidak sanggup untuk menjelaskan, minta orang dewasa lain yang kamu dan anak tersebut percaya untuk menggantikan posisimu berbicara dengannya. Jangan berpura-pura bahwa kamu tidak sedih, ungkapkan perasaanmu kepada anak. Hal ini dapat membantu anak mempelajari berbagai emosi dan merasa mampu mengungkapkan perasaannya sendiri.

3. Bangun memori

Berceritalah dengan anak-anak tentang bagaimana orang yang telah pergi memiliki karakter yang baik dan selalu terkenang di hidup orang-orang terdekatnya. Ajak anak untuk memperingati hari-hari penting seperti hari ulang tahun dan hari kematian orang tersebut. Tanyakan pada anak juga cara yang mereka sukai untuk memperingati hari tersebut.

4. Penuhi kebutuhan dasar anak

Hal ini penting karena anak-anak belum memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya (sandang, papan, pangan) tanpa dibantu oleh orang dewasa. Jaga kebutuhan fisik dan mental mereka.

Bimbing mereka melalui hal-hal sehari-hari yang penting untuk kesejahteraan, seperti makan, minum, mencuci, menghangatkan badan, dan tidur. Tetap perhatikan kebutuhan dasarnya karena bagaimanapun, mereka tetap membutuhkan banyak aspek dasar untuk terus bertumbuh dan berkembang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com