Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar UGM: Varian Mu Tidak Seganas Delta

Kompas.com - 08/09/2021, 08:25 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM, Gunadi mengatakan, varian Mu (B1621) Covid-19 tidak lebih ganas dengan varian Delta.

Karena, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah menyebutkan varian Mu sebagai kategori variant of Interest (VoI) atau yang perlu mendapat perhatian.

Baca juga: 4 Mahasiswa UGM Ciptakan Alat Deteksi Dini Kanker Mulut

Dibandingkan dengan varian Delta yang masuk kategori Variant of Concern (VoC) atau yang perlu diwaspadai.

Meskipun varian baru ini belum terdeteksi di Indonesia, dia mengaku, perlu diantisipsi.

Sebab, varian Mu diketahui menyebabkan penurunan kadar antibodi baik karena infeksi ataupun vaksinasi.

"Hasil riset awal menunjukkan varian Mu menyebabkan penurunan kadar antibodi netralisasi baik karena infeksi alamiah maupun vaksinasi, serupa dengan varian Beta. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut," kata dia melansir laman UGM, Rabu (8/9/2021).

Gunadi menyebutkan, hingga saat ini varian baru virus Mu Covid-19 belum terdeteksi di Indonesia, tapi perlu pengetataan pintu masuk ke Indonesia.

Langkah itu dilakukan, agar tidak sampai menyebar luas seperti varian delta sebelumnya.

Namun, soal tingkat keganasannya, dia berkeyakinan varian Mu tidak seganas Delta.

Baca juga: Kebocoran Data Jokowi, Pakar Unair: Indonesia Kurang Cyber Security

"Karena Delta kategori VoC levelnya tentunya di atas Mu yang kategori VoI," sebut dia.

Menurut Gunadi, virus Covid-19 terus bermutasi dengan memunculkan varian-varian baru yang memiliki tingkat keganasan dan keparahan yang berbeda apabila terinfeksi.

Meski begitu, bagi mereka yang sudah pernah terpapar Covid-19 atau pun yang sudah mendapat vaksin sudah memiliki kekebalan alami.

"Kekebalan alami yg ditimbulkan oleh infeksi alamiah pasti ada, tapi seberapa besar bisa melindungi dari risiko terinfeksi varian lain diperlukan riset lebih lanjut," ungkap dia.

Lanjut dia menyebut, kekebalan alami yang sudah terinfeksi walau belum vaksin Covid-19, sama halnya mengukur efektivitas vaksin terhadap suatu varian dengan melakukan riset terlebih dahulu.

Namun antisipasi tetap diperlukan dengan melaksanakan protokol kesehatan secara ketat dan percepatan program vaksinasi.

Dia menambahkan, bagi mereka yang sudah vaksin Covid-19, maka bisa meminimalkan tingkat keparahan apabila terpapar virus Covid-19 dengan varian berbeda.

Baca juga: Tips Masak Makanan bagi Penyandang Diabetes ala Pakar UGM

"Jadi vaksin Covid-19 mencegah keparahan," tukas dia.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com