KOMPAS.com - Pada 17 Agustus 1945 adalah momen penting bagi semua rakyat Indonesia. Di mana tanggal tersebut Indonesia berhasil mendeklarasikan kemerdekaannya dari para penjajah. Proses perumusan naskah proklamasi menjadi peristiwa penting bersejarah yang mengantarkan bangsa Indonesia menggapai kemerdekaan.
Tetapi tahukah kamu, ada banyak pihak yang berperan penting baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses perumusan naskah proklamasi dan memunculkan beberapa fakta sejarah menarik.
Baca juga: Makna Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Siswa Wajib Paham
Dilansir dari laman Direktorat SMP Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) simak fakta sejarah menarik dalam peristiwa perumusan proklamasi berikut ini.
1. Peran Ahmad Soebardjo
Setelah Soekarno-Hatta disandera oleh kaum muda ke Rengasdengklok, Ahmad Soebardjo datang dan berusaha membujuk para pemuda untuk melepaskan dwitunggal.
Akhirnya mereka bersedia dengan jaminan oleh Soebardjo bahwa proklamasi akan terjadi esok hari. Ahmad Soebardjo juga berperan membantu Soekarno–Hatta merumuskan naskah proklamasi.
2. Peran Laksamana Maeda
Dari Rengasdengklok, rombongan bertolak ke Jakarta, menuju rumah seorang perwira Jepang bernama Laksamana Tadashi Maeda di Meiji Dori No. 1 untuk membahas masalah tersebut. Setibanya disana, tuan rumah menjelaskan permasalahan dan informasi yang sebenarnya terjadi.
Maeda lalu mempersilakan ketiga tokoh menemui Gunseikan (Kepala Pemerintahan Militer) Jenderal Moichiro Yamamoto untuk membahas upaya tindak lanjut yang akan dilakukan.
Namun Jenderal Nishimura yang mewakili Gunseikan menentang rencana mereka. Akhirnya Soekarno, Hatta, dan rombongan kembali ke rumah Maeda dan membuat naskah proklamasi di rumah Maeda.
Baca juga: Siswa, Ini Lho Makna Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
3. Mesin Ketik
Mesin Ketik yang digunakan Sayuti Melik merupakan mesin ketik buatan Jerman, pinjaman dari Kolonel Kandeler komandan Angkatan Laut Jerman (Kriegsmarine) yang berkantor di Gedung KPM (sekarang Pertamina) di Koningsplein (Medan Merdeka Timur).
Saat itu di rumah Laksamana Tadashi Maeda hanya tersedia mesin ketik dengan huruf kanji. Satsuki Mishima seorang sekretaris urusan rumah tangga di rumah Maeda kemudian berinisiatif meminjam mesin ketik tersebut.
4. Naskah proklamasi
Soekarno, Moh Hatta dan Ahmad Soebardjo merumuskan naskah proklamasi. Soekarno menuliskan konsep di atas secarik kertas, sedangkan Moh Hatta dan Ahmad Soebardjo menyumbangkan pikiran secara lisan. Kertas yang digunakan merupakan sobekan dari block note dengan lembarannya bergaris-garis biru.