Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minim Dipelajari, Pakar Unair Tulis Buku tentang Kraniofasial

Kompas.com - 06/06/2021, 15:30 WIB
Mahar Prastiwi,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ilmu di bidang kesehatan dan kedokteran selalu mengalami perkembangan berkat penelitian-penelitian yang terus dilakukan oleh para ilmuwan.

Peran ilmuwan, peneliti atau pakar sangat mempengaruhi update ilmu dalam suatu bidang.

Untuk menambah kajian tentang kraniofasial, Dosen Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (Unair) I Gusti Aju Wahju Ardani merilis tiga buku baru.

Ardani mengungkapkan, kajian kraniofasial ternyata masih minim dipelajari di Indonesia.

Baca juga: Ini Rincian Biaya Kuliah 35 Prodi Soshum UNS Jalur Seleksi Mandiri 2021

Apa itu Ilmu kraniofasial

Ilmu kraniofasial secara umum merupakan ilmu bedah plastik yang membentuk dan memperbaiki fungsi dan penampilan seseorang pada tulang wajah, kepala, dan jaringan lunak.

Menyoroti kajian tersebut, ketiga buku itu diluncurkan secara bersamaan pada Mei 2021 oleh Airlangga University Press (AUP).

Buku pertama berjudul 'Dasar Pertumbuhan Kraniofasial Setelah Kelahiran' yang memuat teori-teori dasar mengenai pertumbuhan wajah.

Buku kedua berjudul 'Teori Pertumbuhan Tulang Kraniofasial', sementara buku ketiga berjudul 'Pertumbuhan Kraniofasial Setelah Kelahiran'.

Baca juga: Tips Tentukan Pilihan Jurusan Kuliah ala Akademisi Unpar

Ketiga buku tersebut berusaha menyoroti teori-teori pertumbuhan tulang yang selama ini ternyata masih belum banyak dikaji di Indonesia.

"Bahan bacaan tentang kraniofasial di Indonesia umumnya masih didominasi buku dan kajian dari negara-negara Barat. Padahal, setiap bangsa dan ras memiliki karakteristik tulang wajah yang berbeda-beda," terang dosen Departemen Ortodonsia seperti dikutip dari laman Unair, Minggu (6/6/2021).

Tambah kajian tentang ilmu kraniofasial

Menurutnya, selain sebagai bahan bacaan, buku yang ditulis hanya dalam waktu tiga bulan itu ternyata juga bermanfaat untuk materi perkuliahan dan referensi kajian di bidang kraniofasial.

Apalagi buku kedua secara khusus membedah berbagai teori kraniofasial yang masih berpotensi untuk didalami dan dikembangkan.

"Ilmu perkembangan tulang wajah memang sangat kompleks. Butuh waktu yang tidak sebentar untuk mengembangkan teorinya. Makanya beberapa kolega dan alumni ternyata ada yang mengontak, ingin meminta buku ini dan menggunakannya untuk keperluan kuliah atau penelitian," jelasnya.

Baca juga: 10 Prodi Saintek Paling Ketat di SIMAK UI 2020

Meski mendapat respon yang positif, Ardani mengaku buku tersebut membutuhkan proses editing selama satu tahun sebelum dapat dirilis.

Ketiga buku itupun awalnya adalah satu kesatuan. Namun karena jumlah halaman yang terlalu banyak, akhirnya dibagi menjadi tiga bagian.

Membangun satu kesatuan teori

Pada sisi lain, buku tersebut sejatinya menjadi cita-cita lama Ardani yang memang sangat tertarik dengan kajian kraniofasial.

"Tidak banyak akademisi yang tertarik dengan bahasan ini. Tapi karena ada tuntutan akademis dan keinginan beberapa mahasiswa saya akan materi yang lebih mudah dipahami, akhirnya saya mengeksekusi mimpi saya ini," beber Ardani.

Baca juga: Siswa Wajib Tahu, Seperti Ini Paradigma Pembelajaran Abad 21

Ardani berharap, ketiga buku tersebut mampu berkontribusi pada pengembangan kajian kraniofasial di Indonesia, seperti halnya di negara-negara Barat.

Selain itu, buku ini membangun satu kesatuan teori yang diharapkan dapat menjadi referensi akademis yang berguna bagi insan kedokteran gigi nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com