Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Undip, Ciptakan Filter Air dari Plastik dan Ampas Tebu

Kompas.com - 19/04/2021, 15:48 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketersediaan air bersih menjadi kebutuhan utama umat manusia. Di Indonesia, beberapa daerah bahkan masih kesulitan mengakses air bersih.

Untuk membantu masyarakat dalam mengakses air bersih, mahasiswa Universitas Diponegoro (UNDIP) membuat 'Inovasi Keran Air Sebagai Water Purification dengan Membran Sampah Plastik Polyethylene Terephthalate Termodifikasi Silika Abu Ampas Tebu' layak dihilirisasi.

Kelompok mahasiswa yang membuat inovasi ini terdiri dari Yelta Okta Dina, Billy Saputra, Revaldo Andika P, Bernadeta Eka N dan Barokah Sitta D dibawah bimbingan dosen Prof. Heru Susanto.

Inovasi mahasiswa Undip ini bisa bermanfaat untuk menyaring air, juga anti mampet dan anti karat sehingga nilai daya gunanya patut diperhitungkan.

Baca juga: Banyak Dibutuhkan, Prospek Kerja Jurusan Ilmu Kesehatan Terbuka Lebar

Manfaatkan plastik dan ampas tebu

Menariknya, bahan baku utama untuk pembuatan keran tersebut adalah barang yang selama ini dianggap sebagai limbah, yakni sampah plastik dan abu ampas tebu.

Merangkum dari laman undip.ac.id, kedua bahan tersebut tersedia dalam jumlah lebih dari cukup jika teknologi ini dipakai sebagai produk fungsional. Kontinuitas pasok bahan bakunya aman.

Yelta mengatakan, timnya mengembangkan filter air menggunakan Polyethylene Terephthalate dan ampas tebu sebagai matriks campuran.

Dipilihnya Polyethylene Terephthalate dan ampas tebu sebagai matriks campuran karena dasar bahan-bahan tersebut mempunyai selektivitas dan ketahanan yang baik.

"Komponen yang digunakan dalam membuat alat penyaring ini adalah magnet membran Polyethylene Terephthalate (PET), kawat besi, karbon aktif, silver ion dan maifanstone," urai Yelta Okta Dina.

Bisa digunakan di rumah dan perkantoran

Dalam paparan Tim Pimnas Undip 2020 menyampaikan, keunggulan alat ini yakni desain yang compact, mudah digunakan, awet dan tahan lama.

Baca juga: Deretan Takjil Ini Harus Dihindari Saat Berbuka ala Ahli Gizi RS UNS

Selain itu, alat ini juga punya keunggulan lain mengatasi keran mampet karena dirancang dengan inovasi keran air.

Dengan memanfaatkan membran PET termodifikasi silica abu ampas tebu yang menggunakan enam tahap filter. Sehingga dapat memurnikan dan meningkatkan kualitas air sehingga dapat dikonsumsi.

"Kelompok sasaran yang dinilai relevan sebagai pengguna kreasi ini selain rumah-rumah warga, juga pas untuk warung makan, perkantoran, tempat publik. Masyarakat yang sudah sadar akan kesehatan dan kebersihan air adalah segmen yang pas," imbuh Yelta Okta Dina.

Yelta Okta Dina menambahkan, plastik PET (Polyethylene Terephthalate) memiliki kekuatan tarik dan kekuatan impak yang sangat baik.

Begitu juga dengan ketahanan kimia, clarity, processability, kemampuan warna dan stabilitas termalnya. Sehingga dipilih untuk dijadikan bahan baku dalam penyaringan pada keran air, tersebut.

Baca juga: Ingin Jadi Peneliti Luar Angkasa? Prodi Ini Bisa Jadi Pilihan Lho

Sebagai perbandingan, seperti diketahui saat ini telah hadir filter keran air dengan berbagai macam bahan seperti dari stainless steel pada bagian body menggunakan ijuk, pasir halus, serabut kelapa dan lainnya.

Namun faktanya pemanfaatan body stainless steel masih dapat menimbulkan karat. Sedangkan penggunaan ijuk, pasir halus, dan serabut kelapa tidak tahan lama dan tidak efektif sebagai filter. Air yang dihasilkan lama-kelamaan justru berbahaya untuk kesehatan.

Bisa membantu akses air bersih

Berbeda dengan membran PET yang menggunakan membran matriks campuran. Membran Silika ampas tebu dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama karena memiliki beberapa kelebihan yaitu stabil terhadap pengaruh mekanik, panas, pelarut organik dan kondisi pH ekstrim.

Baca juga: Ajak Siswa Kreatif, Pelajaran Menggambar Harus Merdeka dan Bebas

Di Indonesia dengan jumlah penduduknya sebanyak 265 juta jiwa, sebanyak 29,96 persen atau 79,4 juta diantaranya belum memiliki akses air bersih.

"Padahal air bersih sangat penting, terlebih di tengah pandemi Covid-19. Dengan begitu, diharapkan ada percepatan untuk hilirisasi kreasi ini," tandas Yelta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com