KOMPAS.com - Konten manipulasi sering dipakai untuk menyebarkan informasi keliru seputar politik.
Tim Cek Fakta menemukan konten manipulasi yang membuat figur publik seolah mendukung salah satu calon presiden (capres).
Ada pula hoaks soal pengungsi Rohingya, bencana alam, dan pinjaman online (pinjol).
Berikut rangkuman penelusuran fakta dari sejumlah informasi keliru yang ditemukan pekan ini.
Sebuah artikel memuat informasi soal bantuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melunasi pinjol.
Artikel menyebutkan sejumlah dokumen sebagai syarat menerima bantuan. OJK membantah narasi tersebut melalui akun Instagramnya.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta, tidak ada bantuan yang diberikan untuk melunasi utang atau pinjol dari OJK.
Tersiar narasi yang mengeklaim kedatangan pengungsi Rohingya ke Indonesia untuk memenangkan salah satu capres.
Klaim itu dikaitkan dengan temuan nama pengungsi Rohingya yang masuk dalam DPT di Tulungagung, Jawa Timur.
Faktanya, KPU Tulungagung telah mencoret satu nama pengungsi asal Myanmar yang masuk dalam DPT.
Pengungsi Rohingya mengalami diskriminasi, represi, dan persekusi yang dialami di negara asal mereka. Kedatangan mereka ke Indonesia untuk melarikan diri dari Myanmar, lalu mencari suaka.
Fakta selengkapnya dapat dibaca di sini.
Video erupsi Gunung Tangkuban Parahu pada 26 Juli 2019 pukul 15:48 WIB disebarkan dengan konteks keliru.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) tidak merekam adanya kejadian letusan atau erupsi pada 11 Januari 2024.
Gunung Tangkuban Parahu terpantau dalam kondisi normal atau Level I. Baca fakta selanjutnya di sini.