KOMPAS.com - Calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan, politik luar negeri Indonesia sejak awal berdiri adalah bebas aktif.
Hal itu disampaikan Prabowo dalam debat ketiga Pilpres 2024 yang diselenggarakan KPU di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).
“Politik luar negeri di Indonesia sejak awal merdeka adalah bebas aktif, adalah nonblok, tidak memihak, tidak ikut blok, tidak ikut pakta. Ini akan saya teruskan dengan hubungan baik dengan semua kekuatan kita bisa mengamankan kepentingan nasional kita,” ujar Prabowo.
Sesuai UUD 1945, Indonesia menganut politik luar negeri yang bebas aktif. Hal ini diatur di dalam Undang-Undang (UU) Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri.
Asisten Ahli Hubungan Internasional dan Hubungan Ekonomi Politik Internasional Universitas Tidar, Bonifasius Endo Gauh Perdana, membenarkan hal tersebut.
Kendati begitu, kata Bonifasius, hal itu menyebabkan keterlibatan Indonesia dalam forum-forum internasional tidak terlalu terlihat secara konkret.
Akibatnya, Indonesia tak cukup berpengaruh dengan beberapa negara di kawasan Asia, seperti halnya India.
Sementara itu, Peneliti di Monash University Indonesia dan Asisten Dosen Hubungan Internasional Universitas Paramadina Prasetia A Pratama juga membenarkan bahwa politik luar negeri Indonesia sejak awal adalah bebas aktif.
Kata dia, wakil presiden pertama Indonesia, Mohammad Hatta dalam tulisan berjudul Mendayung Diantara Dua Karang dan Indonesian Foreign Policy pada Jurnal Foreign Affairs (1953) menjelaskan, politik luar negeri bebas aktif bertujuan untuk mengamankan posisi dalam hubungan internasional.
Politik bebas aktif ini terlihat dari sikap Indonesia terkait perang Rusia dan Ukraina. Indonesia aktif menyerukan perdamaian kedua negara.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, Indonesia tidak henti-hentinya menyerukan perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Hal ini diungkapkan Retno dalam pertemuan bilateral dengan Menlu Rusia, Sergey Lavrov, di Hotel Shangri La, Jakarta Pusat, Kamis (13/7/2023).
“Sebagai teman Rusia maupun Ukraina, Indonesia tak kenal lelah untuk menyerukan perdamaian. Kemitraan kita harus mewujudkan paradigma ini dalam tindakan nyata,” kata Retno dalam pertemuan tersebut.
Sementara untuk perang Palestina-Israel, Indonesia terus mendorong two state solution atau solusi dua negara. Dalam hal ini, Palestina maupun Israel, harus mengakui bersama keberadaan negara masing-masing.
Selain itu, Indonesia terus menyerukan penghentian kekejaman oleh tentara Israel di Gaza, kemudian mendorong gencatan senjata segera dilakukan di kawasan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.